Salahkan Hillary, Jeb Bush Janji Agresif Melawan ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Kandidat calon presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Jeb Bush, berjanji akan menjalankan strategi agresif terhadap ISIS jika terpilih sebagai presiden.
Adik bekas Presiden George Walker Bush itu menyalahkan Hillary Clinton, kandidat Capres AS dari Partai Demokrat terkait kerusuhan di Irak.
Janji Jeb Bush itu dilontarkan dalam pidato pidato kebijakan luar negeri pada hari Selasa (11/8/2015) di Perpustakaan Presiden Ronald Reagan di Simi Valley, California. Jeb Bush akan maju dalam perdebatan sesama kandidat Capres AS dari Partai Republik lainnya pada 16 September 2015 nanti.
Dalam pidato kampanye itu, Je Bush menyebut ISIS sebagai “fokus kejahatan di dunia”. Jika dia terpilih sebagai Presiden AS 2016, dia bersumpah untuk melakukan serangan agresif pantang menyerah terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kita harus mengejar tujuan yang jelas dan tegas, melemparkan kembali kelompok barbar ISIS dan membantu jutaan orang di wilayah tersebut yang ingin hidup damai,” kata Bush, seperti dikutip Reuters.
Menurutnya, kebijakan Presiden Barack Obama yang sangat bergantung pada serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak telah gagal. ”Bukan hanya bereaksi terhadap setiap langkah baru dari para teroris, kita akan menggunakan setiap keuntungan yang kita miliki, untuk melakukan serangan, untuk tetap (menyerang), dan untuk menang,” ujar Bush.
Saudaranya, yakni mantan Presiden George Walker Bush merupakan tokoh yang menggulingkan rezim Saddam Hussein ketika AS meluncurkan perang di Irak pada tahun 2003. Kala itu, Presiden Bush menggunakan isu senjata pemusnah massal sebagai dalih untuk menyerang Irak.
Jeb Bush, masih dalam pidatonya juga menyalahkan Hillary Clinton yang merupakan kandidat Capres terkuat AS untuk saat ini. Hillary disalahkan karena pernah menjadi Menteri Luar Negeri era Obama yang ikut menentukan kebijakan AS di Irak.
”Di mana Menlu (Hillary) Clinton dalam (masalah) semua ini? Seperti Presiden sendiri, dia telah menentang gelora, kemudian bergabung untuk mengklaim keberhasilannya, kemudian berdiri sebagai kemenangan yang susah payah diraih pasukan Amerika dan sekutunya,” kritik Jeb Bush.
Adik bekas Presiden George Walker Bush itu menyalahkan Hillary Clinton, kandidat Capres AS dari Partai Demokrat terkait kerusuhan di Irak.
Janji Jeb Bush itu dilontarkan dalam pidato pidato kebijakan luar negeri pada hari Selasa (11/8/2015) di Perpustakaan Presiden Ronald Reagan di Simi Valley, California. Jeb Bush akan maju dalam perdebatan sesama kandidat Capres AS dari Partai Republik lainnya pada 16 September 2015 nanti.
Dalam pidato kampanye itu, Je Bush menyebut ISIS sebagai “fokus kejahatan di dunia”. Jika dia terpilih sebagai Presiden AS 2016, dia bersumpah untuk melakukan serangan agresif pantang menyerah terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kita harus mengejar tujuan yang jelas dan tegas, melemparkan kembali kelompok barbar ISIS dan membantu jutaan orang di wilayah tersebut yang ingin hidup damai,” kata Bush, seperti dikutip Reuters.
Menurutnya, kebijakan Presiden Barack Obama yang sangat bergantung pada serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak telah gagal. ”Bukan hanya bereaksi terhadap setiap langkah baru dari para teroris, kita akan menggunakan setiap keuntungan yang kita miliki, untuk melakukan serangan, untuk tetap (menyerang), dan untuk menang,” ujar Bush.
Saudaranya, yakni mantan Presiden George Walker Bush merupakan tokoh yang menggulingkan rezim Saddam Hussein ketika AS meluncurkan perang di Irak pada tahun 2003. Kala itu, Presiden Bush menggunakan isu senjata pemusnah massal sebagai dalih untuk menyerang Irak.
Jeb Bush, masih dalam pidatonya juga menyalahkan Hillary Clinton yang merupakan kandidat Capres terkuat AS untuk saat ini. Hillary disalahkan karena pernah menjadi Menteri Luar Negeri era Obama yang ikut menentukan kebijakan AS di Irak.
”Di mana Menlu (Hillary) Clinton dalam (masalah) semua ini? Seperti Presiden sendiri, dia telah menentang gelora, kemudian bergabung untuk mengklaim keberhasilannya, kemudian berdiri sebagai kemenangan yang susah payah diraih pasukan Amerika dan sekutunya,” kritik Jeb Bush.
(mas)