Pertemuan Emosional Ali Imron dan Kerabat Korban Bom Bali
A
A
A
JAKARTA - Siapa sangka, para teman dan kerabat korban Bom Bali 2002 menemui Ali Imron, satu-satunya pelaku Bom Bali yang masih hidup. Pertemuan emosional itu berlangsung di penjara Jakarta.
Ali Imron adalah pria yang mengendarai van dengan bahan peledak dalam tragedi bom di Legian, Kuta, Bali 12 Oktober 2002. Pemboman itu menewaskan 202 orang.
Ali Imron ditemui Nyoman Rencini, yang kehilangan suaminya, Jan Laczynski, yang kehilangan lima temannya, dan Ni Luh Erniati yang juga kehilangan suaminya.
Sebelum bertemu dengan Ali Imron, Nyoman Rencini melakukan wawancara dengan kepada SBS Dateline. ”Teman saya bertanya, jika Ali Imron meminta kita untuk pengampunannya, akankah Anda memaafkannya atau tidak, saya katakan; saya tidak tahu. Mari kita tunggu dan lihat,” kata Nyoman Rencini.
Selama pertemuan itu, Laczynski bertanya langsung kepada Ali Imron. ”Mengapa Anda mengemudikan kendaraan bom?," tanya dia. ”Bagaimana Anda tidur di malam hari?,” tanya Laczynski lagi.
Bom Bali 2002 meledak dua kali. Satu diledakkan di Paddy Pub oleh seorang pembom bunuh diri, dan lainnya oleh seorang pembom bunuh diri di van yang diparkir di luar Sari Club.
Tiga orang pelaku Bom Bali dieksekusi mati oleh regu tembak Indonesia pada tahun 2008. Sedangkan Ali Imron masih menjalani hukuman penjara. Ali Imron terhindar hukuman mati, setelah dia mengaku menyesal dan bekerja sama dengan polisi.
”Saya tidak bersyukur bahwa ada bom di Bali," katanya kepada Dateline. ”Saya bersyukur bahwa saya salah satu pelaku yang menyadari kesalahan dan bertobat,” lanjut Ali Imron, yang dilansir ABC, Rabu (5/8/2015).
”Saya sudah mengatakan bahwa saya meminta maaf kepada semua orang, terutama para korban dan keluarga mereka,” imbuh dia. ”Sejak itu, saya belum membunuh siapa pun. Saya bukan jagal.”
Ketika Ali Imron memasuki ruangan, ia menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan Laczynski. Tapi, Laczynski menolak. ”Tidak, tidak, terima kasih, saya tidak akan menjabat tangan seseorang yang menewaskan lima dari teman-teman saya dan 88 warga Australia,” katanya.
Sedangkan Nyoman Rencini, yang harus menunggu dua bulan untuk menerima konfirmasi kematian suaminya, menyampaikan kalimat kekesalan.”Orang-orang mengatakan dia setengah manusia, setengah binatang,” ucapnya.
”Beberapa teman mengatakan kepada saya untuk mengambil pisau atau benda tajam lainnya dan menggunakannya pada pelaku, tapi hati nurani saya tidak akan membiarkan saya melakukan sesuatu yang begitu kejam,” imbuh Nyoman Rencini.
Ali Imron adalah pria yang mengendarai van dengan bahan peledak dalam tragedi bom di Legian, Kuta, Bali 12 Oktober 2002. Pemboman itu menewaskan 202 orang.
Ali Imron ditemui Nyoman Rencini, yang kehilangan suaminya, Jan Laczynski, yang kehilangan lima temannya, dan Ni Luh Erniati yang juga kehilangan suaminya.
Sebelum bertemu dengan Ali Imron, Nyoman Rencini melakukan wawancara dengan kepada SBS Dateline. ”Teman saya bertanya, jika Ali Imron meminta kita untuk pengampunannya, akankah Anda memaafkannya atau tidak, saya katakan; saya tidak tahu. Mari kita tunggu dan lihat,” kata Nyoman Rencini.
Selama pertemuan itu, Laczynski bertanya langsung kepada Ali Imron. ”Mengapa Anda mengemudikan kendaraan bom?," tanya dia. ”Bagaimana Anda tidur di malam hari?,” tanya Laczynski lagi.
Bom Bali 2002 meledak dua kali. Satu diledakkan di Paddy Pub oleh seorang pembom bunuh diri, dan lainnya oleh seorang pembom bunuh diri di van yang diparkir di luar Sari Club.
Tiga orang pelaku Bom Bali dieksekusi mati oleh regu tembak Indonesia pada tahun 2008. Sedangkan Ali Imron masih menjalani hukuman penjara. Ali Imron terhindar hukuman mati, setelah dia mengaku menyesal dan bekerja sama dengan polisi.
”Saya tidak bersyukur bahwa ada bom di Bali," katanya kepada Dateline. ”Saya bersyukur bahwa saya salah satu pelaku yang menyadari kesalahan dan bertobat,” lanjut Ali Imron, yang dilansir ABC, Rabu (5/8/2015).
”Saya sudah mengatakan bahwa saya meminta maaf kepada semua orang, terutama para korban dan keluarga mereka,” imbuh dia. ”Sejak itu, saya belum membunuh siapa pun. Saya bukan jagal.”
Ketika Ali Imron memasuki ruangan, ia menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan Laczynski. Tapi, Laczynski menolak. ”Tidak, tidak, terima kasih, saya tidak akan menjabat tangan seseorang yang menewaskan lima dari teman-teman saya dan 88 warga Australia,” katanya.
Sedangkan Nyoman Rencini, yang harus menunggu dua bulan untuk menerima konfirmasi kematian suaminya, menyampaikan kalimat kekesalan.”Orang-orang mengatakan dia setengah manusia, setengah binatang,” ucapnya.
”Beberapa teman mengatakan kepada saya untuk mengambil pisau atau benda tajam lainnya dan menggunakannya pada pelaku, tapi hati nurani saya tidak akan membiarkan saya melakukan sesuatu yang begitu kejam,” imbuh Nyoman Rencini.
(mas)