China: AS Ubah Laut China Selatan Jadi Zona Militer
A
A
A
BEIJING - Kementerian Pertahanan China menuduh Amerika Serikat (AS) telah melakukan militerisasi Laut China Selatan. Ini membuat kawasan yang semula merupakan zona niaga menjadi zona militer.
Militerisasi yang dimaksud China adalah adanya patroli militer, baik melalui laut ataupun udara yang dilakukan oleh AS. China memang telah berulang kali meminta AS untuk menghentikan patroli di Laut China Selatan, dan bersikap netral terhadap konflik di kawasan tersebut.
"China sangat prihatin dengan kebijakan AS yang mendorong militerisasi wilayah Laut China Selatan. Apa yang mereka lakukan tidak bisa tidak membuat orang bertanya-tanya, apakah mereka ingin membuat situasi lebih baik atau lebih kacau," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun.
"Untuk waktu yang sangat lama AS sering sekali mengirimkan pesawat dan kapal yang berada di bawah pengawasan China, dan akhir-akhir ini mereka meningkatkan kehadiran mereka di sana, dengan sering menggelar latihan perang bersama," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (30/7/2015).
Yujun menegaskan China tidak pernah bermasalah dengan adanya pesawat AS yang melintasi wilayah udara Laut China Selatan, asalkan pesawat tersebut merupakan pesawat sipil komersil. "China tidak pernah bermasalah dengan itu," ucapnya.
Situasi di Laut China Selatan sendiri saat ini masih jauh dari kata kondusif. Situasi di kawasan sengketa itu semakin memanas paska Mahkamah Pidana Internasional mulai menyindangkan aduan Filipina, yang mendapat dukungan kuat dari AS mengenai kepemilikan sebagian besar wilayah itu.
Militerisasi yang dimaksud China adalah adanya patroli militer, baik melalui laut ataupun udara yang dilakukan oleh AS. China memang telah berulang kali meminta AS untuk menghentikan patroli di Laut China Selatan, dan bersikap netral terhadap konflik di kawasan tersebut.
"China sangat prihatin dengan kebijakan AS yang mendorong militerisasi wilayah Laut China Selatan. Apa yang mereka lakukan tidak bisa tidak membuat orang bertanya-tanya, apakah mereka ingin membuat situasi lebih baik atau lebih kacau," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun.
"Untuk waktu yang sangat lama AS sering sekali mengirimkan pesawat dan kapal yang berada di bawah pengawasan China, dan akhir-akhir ini mereka meningkatkan kehadiran mereka di sana, dengan sering menggelar latihan perang bersama," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (30/7/2015).
Yujun menegaskan China tidak pernah bermasalah dengan adanya pesawat AS yang melintasi wilayah udara Laut China Selatan, asalkan pesawat tersebut merupakan pesawat sipil komersil. "China tidak pernah bermasalah dengan itu," ucapnya.
Situasi di Laut China Selatan sendiri saat ini masih jauh dari kata kondusif. Situasi di kawasan sengketa itu semakin memanas paska Mahkamah Pidana Internasional mulai menyindangkan aduan Filipina, yang mendapat dukungan kuat dari AS mengenai kepemilikan sebagian besar wilayah itu.
(esn)