AS Rayu Korut Jalin Kesepakatan Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) nampaknya belum menyerah untuk bisa mengajak Korea Utara (Korut) untuk duduk satu meja, dan membuat kesepakatan mengenai pengembangan teknologi nuklir. AS menggunakan kesepakatan nuklir Iran sebagai alat penawaran kepada Korut.
Sydney Seiler, utusan khusus AS untuk perundingan nuklir Korut yang saat ini sudah tidak aktif lagi mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah bukti bahwa AS bisa sangat fleksibel ketika melakukan dialog. Dirinya menuturkan, semua saat ini tergantung kepada Korut, apakah akan menerima atau menolak tawaran negosiasi itu.
"Kesepakatan nuklir Iran menunjukan nilai-nilai dan semua kemungkinan yang bisa ditawarkan dari sebuah negosiasi," kata Seiler, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/7/2015).
"Ini menunjukkan lagi kesediaan kita, ketika kita memiliki mitra yang sudah bersedia (melakukan negosiasi), dan hal ini menunjukkan fleksibilitas kami. ketika Korut membuat keputusan bahwa ia ingin mengambil jalan yang berbeda," sambungnya.
Korut sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan negosiasi nuklir dengan AS, ataupun dengan negara kekuatan dunia lainnya. Korut menyebut tidak ingin diatur, dan dilemahkan oleh kesepakatan semacam itu.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korut, pengembangan teknologi nuklir yang mereka lakukan merupakan bentuk perlawanan atas kebijakan luar negeri provoktif yang dilakukan AS terhadap mereka. Selain itu, menurut kementerian itu, ada sebuah kondisi berbeda antara Iran dan Korut.
Sydney Seiler, utusan khusus AS untuk perundingan nuklir Korut yang saat ini sudah tidak aktif lagi mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah bukti bahwa AS bisa sangat fleksibel ketika melakukan dialog. Dirinya menuturkan, semua saat ini tergantung kepada Korut, apakah akan menerima atau menolak tawaran negosiasi itu.
"Kesepakatan nuklir Iran menunjukan nilai-nilai dan semua kemungkinan yang bisa ditawarkan dari sebuah negosiasi," kata Seiler, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/7/2015).
"Ini menunjukkan lagi kesediaan kita, ketika kita memiliki mitra yang sudah bersedia (melakukan negosiasi), dan hal ini menunjukkan fleksibilitas kami. ketika Korut membuat keputusan bahwa ia ingin mengambil jalan yang berbeda," sambungnya.
Korut sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan negosiasi nuklir dengan AS, ataupun dengan negara kekuatan dunia lainnya. Korut menyebut tidak ingin diatur, dan dilemahkan oleh kesepakatan semacam itu.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korut, pengembangan teknologi nuklir yang mereka lakukan merupakan bentuk perlawanan atas kebijakan luar negeri provoktif yang dilakukan AS terhadap mereka. Selain itu, menurut kementerian itu, ada sebuah kondisi berbeda antara Iran dan Korut.
(esn)