Anwar Ibrahim: Malaysia Bisa Tamat Sebagai Negara Gagal
A
A
A
KUALA LUMPUR - Mantan pemimpin oposisi Malaysia yang dipenjara, Anwar Ibrahim, pada Jumat (24/7/2015) memperingatkan bahwa Malaysia bisa tamat sebagai negara gagal setelah salah urus ekonomi selama beberapa dekade.
Peringatan Anwar Ibrahim itu dia tulis di The Wall Street Journal (WSJ). Politisi yang dihukum penjara lima tahun atas tuduhan sodomi itu, memperingatkan bahwa dampak peningkatan represi politik di negaranya yang bisa berujung pada gerakan perubahan di luar hukum.
Peringatan Anwar muncul di saat kasus skandal dugaan korupsi di lembaga keuangan negara (1MDB) yang disebut-sebut melibatkan Perdana Menteri Najib Razak menjadi polemik. Najib telah menyalahkan upaya individu atau kelompok yang merusak kepercayaan ekonomi dengan mempublikasikan laporan dugaan korupsi sebagai upaya untuk menggulingkannya.
Awal bulan ini, WSJ, menulis laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB. Dalam laporannya, media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu menulis adanya aliran dana sebesar 700 juta dolar AS ke rekening bank pribadi PM Najib. Laporan WSJ diklaim bersumber dari hasil penyelidikan pihak berwenang Malaysia soal kasus skandal dugaan korupsi di lembaga 1MDB.
Anwar mengatakan, tidak heran jika investor asing semakin waspada pada Malaysia dan mata uang ringgit baru-baru ini jatuh ke titik terendah dalam 16 tahun terakhir. Anwar juga mengkritik rezim Najib yang menabur ketegangan komunal dan agama di kalangan mayoritas Melayu-Muslim dengan etnis minoritas China dan India.
”Tindakan tersebut merusak kain rapuh masyarakat Malaysia yang multi-agama dan multi-etnis,” kata Anwar, seperti dilansir The Malaysian Insider.
Peringatan Anwar Ibrahim itu dia tulis di The Wall Street Journal (WSJ). Politisi yang dihukum penjara lima tahun atas tuduhan sodomi itu, memperingatkan bahwa dampak peningkatan represi politik di negaranya yang bisa berujung pada gerakan perubahan di luar hukum.
Peringatan Anwar muncul di saat kasus skandal dugaan korupsi di lembaga keuangan negara (1MDB) yang disebut-sebut melibatkan Perdana Menteri Najib Razak menjadi polemik. Najib telah menyalahkan upaya individu atau kelompok yang merusak kepercayaan ekonomi dengan mempublikasikan laporan dugaan korupsi sebagai upaya untuk menggulingkannya.
Awal bulan ini, WSJ, menulis laporan dugaan skandal korupsi di lembaga 1MDB. Dalam laporannya, media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu menulis adanya aliran dana sebesar 700 juta dolar AS ke rekening bank pribadi PM Najib. Laporan WSJ diklaim bersumber dari hasil penyelidikan pihak berwenang Malaysia soal kasus skandal dugaan korupsi di lembaga 1MDB.
Anwar mengatakan, tidak heran jika investor asing semakin waspada pada Malaysia dan mata uang ringgit baru-baru ini jatuh ke titik terendah dalam 16 tahun terakhir. Anwar juga mengkritik rezim Najib yang menabur ketegangan komunal dan agama di kalangan mayoritas Melayu-Muslim dengan etnis minoritas China dan India.
”Tindakan tersebut merusak kain rapuh masyarakat Malaysia yang multi-agama dan multi-etnis,” kata Anwar, seperti dilansir The Malaysian Insider.
(mas)