Lawan Rusia, Belanda dan Polandia Luncurkan 'Perang' Propaganda
A
A
A
WARSAWA - Belanda dan Polandia meluncurkan “perang” propaganda melalui saluran pemberitaan untuk melawan propaganda yang sudah dilakukan Rusia.
Langkah Belanda dan Polandia itu menyusul komentar Senator Amerika Serikat, John McCain, bahwa propaganda adalah kunci untuk “memenangkan Perang Dingin” tanpa mengeluarkan satu pun tembakan.
Kantor berita Belanda dan Polandia akan menawarkan berita propaganda berbahasa Rusia melalui televisi, radio, dan media online di Rusia dan Eropa Timur. Siaran berita propaganda itu akan dimulai tahun depan. Kedua negara tersebut berharap Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) bergabung dengan mereka.
“Proyek ini akan memberikan alat dan kapasitas (analisis) untuk media berbahasa Rusia dan media sosial Rusia yang atas dasar informasi yang objektif, dan dengan pertukaran sudut pandang yang berbeda,” kata Menteri Luar Negeri Belanda, Bert Koenders. Dia mengklaim langkah itu mendapat dukungan luas dari Uni Eropa.
“Kantor berita baru ini akan menggunakan sesuatu yang bukan bahasa propaganda atau agresi, tetapi yang mengandung fakta dan informasi yang dapat dipercaya,” ujar Menteri Luar Negeri Polandia, Grzegorz Schetyna, seperti dikutip Russia Today, Rabu (22/7/2015).
Negara-negara Barat pembela Ukraina selama ini menilai Rusia telah memanfaatkan media untuk alat propaganda tentang krisis Ukraina. Di mana, Kremlin melalui media-media Rusia menyuguhkan informasi yang tidak objektif dan cenderung membenarkan tindakan Rusia di Ukraina.
Langkah Belanda dan Polandia itu menyusul komentar Senator Amerika Serikat, John McCain, bahwa propaganda adalah kunci untuk “memenangkan Perang Dingin” tanpa mengeluarkan satu pun tembakan.
Kantor berita Belanda dan Polandia akan menawarkan berita propaganda berbahasa Rusia melalui televisi, radio, dan media online di Rusia dan Eropa Timur. Siaran berita propaganda itu akan dimulai tahun depan. Kedua negara tersebut berharap Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) bergabung dengan mereka.
“Proyek ini akan memberikan alat dan kapasitas (analisis) untuk media berbahasa Rusia dan media sosial Rusia yang atas dasar informasi yang objektif, dan dengan pertukaran sudut pandang yang berbeda,” kata Menteri Luar Negeri Belanda, Bert Koenders. Dia mengklaim langkah itu mendapat dukungan luas dari Uni Eropa.
“Kantor berita baru ini akan menggunakan sesuatu yang bukan bahasa propaganda atau agresi, tetapi yang mengandung fakta dan informasi yang dapat dipercaya,” ujar Menteri Luar Negeri Polandia, Grzegorz Schetyna, seperti dikutip Russia Today, Rabu (22/7/2015).
Negara-negara Barat pembela Ukraina selama ini menilai Rusia telah memanfaatkan media untuk alat propaganda tentang krisis Ukraina. Di mana, Kremlin melalui media-media Rusia menyuguhkan informasi yang tidak objektif dan cenderung membenarkan tindakan Rusia di Ukraina.
(mas)