Rusia Hendak Tempatkan Kapal Selam di Semenanjung Crimea
A
A
A
MOSKOW - Rusia hendak menempatkan sejumlah kapal selam listrik terbarunya, “Novorossiysk”, di Semenanjung Crimea, kawasan Laut Hitam. Langkah Rusia ini diduga untuk menguatkan status kepemilikan Crimea sejak dianeksasi Rusia dari Ukraina tahun lalu.
”Pembangunan serangkaian ‘Proyek 636’ kapal selam diesel-listrik untuk Armada Laut Hitam berada di bawah kontrol konstan Komando Utama Angkatan Laut,” kata Komandan Angkatan Laut Rusia, Laksamana Viktor Chirkov, kemarin.
“Sampai akhir 2015, Angkatan Laut akan menerima dua kapal selam dari ‘Proyek 636’, yakni Kolpino dan Veliky Novgorod. Kapal berada dalam fase konstruksi aktif di Admiralty Shipyards, dan kami berencana untuk menerima mereka untuk operasi di Angkatan Laut sampai akhir 2016,” lanjut dia, seperti dilansir IB Times.
Sejak Rusia menganekasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014, konflik di Ukraina timur terus terjadi selama 16 bulan terakhir. Bahkan, sejak krisis Ukraina pecah, Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di seluruh dunia, termasuk mengambil bagian dalam latihan Angkatan Laut di Pasifik, Arktik, Mediterania dan Laut Jepang.
Ukraina dan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengakui aneksasi Rusia terhadap Crimea. Aneksasi itu terjadi, setelah rakyat Crimea menggelar referendum untuk pisah dari Ukraina pada 2014. Usai referendum, rakyat Crimea menyatakan diri untuk bergabung dengan Rusia, dan Kremlin membuat peta baru Rusia dengan Crimea termasuk wilayahnya.
Namun, langkah Rusia itu membuat negara-negara Barat, seperti Uni Eropa menjatuhkan sanksi. Tapi, Rusia tidak mau ambil pusing dengan sanksi. Menurut Rusia, aneksasi Crimea sah, karena sesuai kehendak 80 persen rakyat Crimea.
”Dengan kedatangan berurutan dari kapal selam ‘Novorossiysk’ pada 2015-2016, kita dapat menyatakan tentang kebangkitan kekuatan kapal selam Armada Laut Hitam,” ujar Chirkov.
”Pembangunan serangkaian ‘Proyek 636’ kapal selam diesel-listrik untuk Armada Laut Hitam berada di bawah kontrol konstan Komando Utama Angkatan Laut,” kata Komandan Angkatan Laut Rusia, Laksamana Viktor Chirkov, kemarin.
“Sampai akhir 2015, Angkatan Laut akan menerima dua kapal selam dari ‘Proyek 636’, yakni Kolpino dan Veliky Novgorod. Kapal berada dalam fase konstruksi aktif di Admiralty Shipyards, dan kami berencana untuk menerima mereka untuk operasi di Angkatan Laut sampai akhir 2016,” lanjut dia, seperti dilansir IB Times.
Sejak Rusia menganekasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014, konflik di Ukraina timur terus terjadi selama 16 bulan terakhir. Bahkan, sejak krisis Ukraina pecah, Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di seluruh dunia, termasuk mengambil bagian dalam latihan Angkatan Laut di Pasifik, Arktik, Mediterania dan Laut Jepang.
Ukraina dan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengakui aneksasi Rusia terhadap Crimea. Aneksasi itu terjadi, setelah rakyat Crimea menggelar referendum untuk pisah dari Ukraina pada 2014. Usai referendum, rakyat Crimea menyatakan diri untuk bergabung dengan Rusia, dan Kremlin membuat peta baru Rusia dengan Crimea termasuk wilayahnya.
Namun, langkah Rusia itu membuat negara-negara Barat, seperti Uni Eropa menjatuhkan sanksi. Tapi, Rusia tidak mau ambil pusing dengan sanksi. Menurut Rusia, aneksasi Crimea sah, karena sesuai kehendak 80 persen rakyat Crimea.
”Dengan kedatangan berurutan dari kapal selam ‘Novorossiysk’ pada 2015-2016, kita dapat menyatakan tentang kebangkitan kekuatan kapal selam Armada Laut Hitam,” ujar Chirkov.
(mas)