Ini Lokalisasi Terbesar di Asia
A
A
A
SANOGACHI - Sanogachi, sebuah daerah di Kolkata, India, disebut sebagai lokalisasi terbesar di seluruh kawasan Asia. Sanogachi mendapat julukan kawasan "Lampu Merah" terbesar di Asia, karena sangat identik dengan prostitusi.
Melansir Al Jazeera pada Kamis (2/7/2014), Sanogachi adalah rumah bagi setidaknya 7.000 Pekerja Seks Komersial (PSK). Geetha Das, wanita berumur 39 tahun adalah satu dari ribuan wanita yang bekerja di Sanogachi sebagai pemuas nafsu.
Das sudah tidak malu lagi mengakui dirinya sebagai seorang PSK. Bahkan, ia mengganggap dirinya sama seperti kaum pekerja lainnya. Menurutnya, PSK adalah sebuah profesi yang sama seperti dokter atau insinyur.
"Saya seorang pekerja seks. Saya sama seperti orang lain yang bekerja sebagai insinyur, dokter, atau pilot. Pekerjaan saya adalah untuk memberikan kenikmatan seksual," kata Das, yang sudah bekerja di Sanogachi sejak tahun 1992.
Wanita yang lahir di Benggala tersebut, mengaku awalnya tidak berniat untuk bekerja sebagai PSK di Sanogachi. Awalnya ia berangkat ke pusat kota Kolkata untuk mencari pekerjaan, namun seorang teman mengajaknya ke Sanogachi dengan iming-iming kehidupan yang lebih baik.
Keputusan Das untuk mengikuti jejak temannya itu tidak dia sesali. Dirinya mengaku, dari hasil pekerjannya sebagai PSK di Sanodachi, dirinya sudah berhasil menyekolahkan kedua anaknya. "Kedua anak saya telah menyelesaikan pendidikan mereka dan saat ini sudah bekerja," katanya.
"Apakah saya telah mampu membayar untuk studi mereka jika saya tetap tinggal di rumah? Masyarakat harus melihat sendiri sebelum menyalahkan kami. Apakah ada yang memberi kita pekerjaan yang baik? Masyarakat memiliki orang gagal seperti saya," sambungnya.
Walaupun berkecimpung di pekerjaan yang dianggap hina, Das tetap menegaskan harga diri adalah segalanya bagi dia. Hal tersebut terbilang cukup aneh, mengingat PSK di India kerap dikucilkan. Tapi ia yakin, bila memiliki uang yang cukup, maka orang-orang akan tetap menghargai, terlepas apa pun jenis pekerjaan yang ditekuninya.
"Kami pekerja seks di Sonagachi tidak punya siapa-siapa untuk mendukung kami. Apa yang kami lakukan jika suami kami meninggalkan kami? Kebanyakan dari kami tidak memiliki pendidikan dan pumya dua sampai tiga anak. Ya, kami bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk mendukung keluarga. Uang adalah satu-satunya hal yang menjamin penghargaan di masyarakat," tegasnya.
Prostusi sejatinya adalah hal yang ilegal di India. Namun, menurut seorang Smarajit Jana, penasihat kepala Durba, sebuah organiasi non pemerintah di India, Sanogachi adalah sebuah anomali, dimana pemerintah India tidak pernah menggubris daerah ini.
"Pemerintah menerima bahwa itu adalah bagian dari kehidupan dan masyarakat. Tidak ada partai politik di Bengal ingin memindahkan mereka keluar. Mungkin itu adalah karena budaya negara, sejarah komunisme dan kepekaan terhadap kaum yang terpinggirkan," ucap Jana.
Melansir Al Jazeera pada Kamis (2/7/2014), Sanogachi adalah rumah bagi setidaknya 7.000 Pekerja Seks Komersial (PSK). Geetha Das, wanita berumur 39 tahun adalah satu dari ribuan wanita yang bekerja di Sanogachi sebagai pemuas nafsu.
Das sudah tidak malu lagi mengakui dirinya sebagai seorang PSK. Bahkan, ia mengganggap dirinya sama seperti kaum pekerja lainnya. Menurutnya, PSK adalah sebuah profesi yang sama seperti dokter atau insinyur.
"Saya seorang pekerja seks. Saya sama seperti orang lain yang bekerja sebagai insinyur, dokter, atau pilot. Pekerjaan saya adalah untuk memberikan kenikmatan seksual," kata Das, yang sudah bekerja di Sanogachi sejak tahun 1992.
Wanita yang lahir di Benggala tersebut, mengaku awalnya tidak berniat untuk bekerja sebagai PSK di Sanogachi. Awalnya ia berangkat ke pusat kota Kolkata untuk mencari pekerjaan, namun seorang teman mengajaknya ke Sanogachi dengan iming-iming kehidupan yang lebih baik.
Keputusan Das untuk mengikuti jejak temannya itu tidak dia sesali. Dirinya mengaku, dari hasil pekerjannya sebagai PSK di Sanodachi, dirinya sudah berhasil menyekolahkan kedua anaknya. "Kedua anak saya telah menyelesaikan pendidikan mereka dan saat ini sudah bekerja," katanya.
"Apakah saya telah mampu membayar untuk studi mereka jika saya tetap tinggal di rumah? Masyarakat harus melihat sendiri sebelum menyalahkan kami. Apakah ada yang memberi kita pekerjaan yang baik? Masyarakat memiliki orang gagal seperti saya," sambungnya.
Walaupun berkecimpung di pekerjaan yang dianggap hina, Das tetap menegaskan harga diri adalah segalanya bagi dia. Hal tersebut terbilang cukup aneh, mengingat PSK di India kerap dikucilkan. Tapi ia yakin, bila memiliki uang yang cukup, maka orang-orang akan tetap menghargai, terlepas apa pun jenis pekerjaan yang ditekuninya.
"Kami pekerja seks di Sonagachi tidak punya siapa-siapa untuk mendukung kami. Apa yang kami lakukan jika suami kami meninggalkan kami? Kebanyakan dari kami tidak memiliki pendidikan dan pumya dua sampai tiga anak. Ya, kami bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk mendukung keluarga. Uang adalah satu-satunya hal yang menjamin penghargaan di masyarakat," tegasnya.
Prostusi sejatinya adalah hal yang ilegal di India. Namun, menurut seorang Smarajit Jana, penasihat kepala Durba, sebuah organiasi non pemerintah di India, Sanogachi adalah sebuah anomali, dimana pemerintah India tidak pernah menggubris daerah ini.
"Pemerintah menerima bahwa itu adalah bagian dari kehidupan dan masyarakat. Tidak ada partai politik di Bengal ingin memindahkan mereka keluar. Mungkin itu adalah karena budaya negara, sejarah komunisme dan kepekaan terhadap kaum yang terpinggirkan," ucap Jana.
(esn)