Pentagon Ingin Amerika Tetap Berkuasa di Dunia
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menerbitkan dokumen baru berjudul “2015 National Military Strategy”. Dalam dokumen itu, Pentagon menginginkan agar AS tetap berkuasa di dunia.
Namun, menurut Pentagon, dominasi AS itu telah ditantang sejumlah negara, di antaranya Rusia, China dan Korea Utara. “Amerika Serikat adalah bangsa terkuat di dunia, menikmati keuntungan unik dalam teknologi, energi, aliansi dan kemitraan, serta demografi,” bunyi dokumen Pentagon itu. “Namun, keunggulan ini ditantang,” lanjut dokumen itu.
Dokumen Pentagon tersebut menyalahkan Rusia atas berbagai perjanjian dan aksi militer. Sebagai contoh, menurut Pentagon, Rusia telah melanggar perjanjian “Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty”, sebuah perjanjian larangan uji coba senjata nuklir.
Iran dan Korea Utara, juga dituduh mencari senjata nuklir. Melalui dokumen ini, AS terang-terangan memandangChina sebagai pesaing utama AS di panggung dunia.
”Tak satu pun dari negara-negara tersebut diyakini mencari konflik militer langsung dengan Amerika Serikat atau sekutu kami,” bunyi dokumen Pentagon tersebut, seperti dilansir Russia Today, Kamis (2/7/2015). “Meskipun demikian, masing-masing dari mereka menimbulkan masalah keamanan serius bagi masyarakat internasional.”
Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey menjadi penulis dalam pendahuluan dokumen itu. Jenderal Dampsey dalam tulisannya secara khusus menyoroti perilaku Rusia dan China yang dia anggap bisa memicu perang besar. “Peluang Amerika Serikat untuk berperang dengan kekuatan besar, itu konsekuensi besar,” tulis dia. (Baca: Peringatan AS: Ulah Rusia dan China Bisa Picu Perang Besar)
”Rusia telah berulang kali menunjukkan, bahwa tindakannya itu tidak menghormati kedaulatan negara tetangganya dan bersedia menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuannya," sambung Dempsey. ”Tindakan militer Rusia secara langsung merusak keamanan regional melalui pasukan proxy,” imbuh Dempsey.
Namun, menurut Pentagon, dominasi AS itu telah ditantang sejumlah negara, di antaranya Rusia, China dan Korea Utara. “Amerika Serikat adalah bangsa terkuat di dunia, menikmati keuntungan unik dalam teknologi, energi, aliansi dan kemitraan, serta demografi,” bunyi dokumen Pentagon itu. “Namun, keunggulan ini ditantang,” lanjut dokumen itu.
Dokumen Pentagon tersebut menyalahkan Rusia atas berbagai perjanjian dan aksi militer. Sebagai contoh, menurut Pentagon, Rusia telah melanggar perjanjian “Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty”, sebuah perjanjian larangan uji coba senjata nuklir.
Iran dan Korea Utara, juga dituduh mencari senjata nuklir. Melalui dokumen ini, AS terang-terangan memandangChina sebagai pesaing utama AS di panggung dunia.
”Tak satu pun dari negara-negara tersebut diyakini mencari konflik militer langsung dengan Amerika Serikat atau sekutu kami,” bunyi dokumen Pentagon tersebut, seperti dilansir Russia Today, Kamis (2/7/2015). “Meskipun demikian, masing-masing dari mereka menimbulkan masalah keamanan serius bagi masyarakat internasional.”
Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey menjadi penulis dalam pendahuluan dokumen itu. Jenderal Dampsey dalam tulisannya secara khusus menyoroti perilaku Rusia dan China yang dia anggap bisa memicu perang besar. “Peluang Amerika Serikat untuk berperang dengan kekuatan besar, itu konsekuensi besar,” tulis dia. (Baca: Peringatan AS: Ulah Rusia dan China Bisa Picu Perang Besar)
”Rusia telah berulang kali menunjukkan, bahwa tindakannya itu tidak menghormati kedaulatan negara tetangganya dan bersedia menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuannya," sambung Dempsey. ”Tindakan militer Rusia secara langsung merusak keamanan regional melalui pasukan proxy,” imbuh Dempsey.
(mas)