Warga Kuwait: Sunni dan Syiah Saudara, Tak Bisa Dipecah ISIS
A
A
A
KUWAIT CITY - Sejumlah warga Kuwait meluapkan kemarahannya kepada ISIS atas serangan bom bunuh diri di masjid Syiah. Para warga Kuwait menegaskan, ISIS tidak bisa mengobarkan perang sektarian di Kuwait antara kaum Sunni dan Syiah.
”Kami ingin menyampaikan pesan kepada Daesh (ISIS) bahwa kita adalah saudara yang bersatu antara Sunni dan Syiah. Dan mereka tidak dapat memecah kita,” kata Abdulfatah Al-Mutawwia, warga Kuwait yang tinggal di Irak, Senin (29/6/2015). Dia marah atas pemboman masjid yang diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena saudaranya ikut menjadi korban tewas.
Pihak berwenang di Kuwait telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di masjid Syiah yang menewaskan 27 orang dan melukai 227 orang lainnya. Kementerian Dalam Negeri Kuwait menyatakan, pembom bunuh diri itu adalah Fahad Suleiman Abdulmohsen al-Gabba, warga Arab Saudi berusia 23 tahun.
Kementerian itu tidak menjelaskan kronologi kedatangan Al-Gabbaa hingga sampai di masjid Syiah pada hari Jumat untuk melakukan bom bunuh diri. Namun, dari aksinya diduga al-Gabbaa memiliki jaringan kuat di Kuwait.
Surat kabar Al-Jarida, melaporkan bahwa setidaknya tujuh tersangka yang terkait pemboman di masjid Syiah telah ditahan. “Pihak berwenang akan melanjutkan upaya untuk penangkapan komplotan (pemboman) untuk mengungkapkan semua informasi dan motif di balik itu,” bunyi pernyataan kementerian itu.
”Murka Tuhan akan datang kepada ISIS dan semua orang yang mendukung mereka, dan yang mengumpulkan dana untuk mereka dengan klaim membantu pengungsi dan yatim piatu,” kecam warga Kuwait, Hamad Al-Baghli, di Twitter.
Anggota parlemen Kuwait, Abdulrahman Al-Jeeran, kepada Reuters mengatakan bahwa wacana mengobarkan perang sektarian di Kuwait bisa dicegah. Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah telah menginstruksikan otoritas terkait untuk memperbaiki masjid Syiah yang jadi target pemboman.
”Kami ingin menyampaikan pesan kepada Daesh (ISIS) bahwa kita adalah saudara yang bersatu antara Sunni dan Syiah. Dan mereka tidak dapat memecah kita,” kata Abdulfatah Al-Mutawwia, warga Kuwait yang tinggal di Irak, Senin (29/6/2015). Dia marah atas pemboman masjid yang diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena saudaranya ikut menjadi korban tewas.
Pihak berwenang di Kuwait telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di masjid Syiah yang menewaskan 27 orang dan melukai 227 orang lainnya. Kementerian Dalam Negeri Kuwait menyatakan, pembom bunuh diri itu adalah Fahad Suleiman Abdulmohsen al-Gabba, warga Arab Saudi berusia 23 tahun.
Kementerian itu tidak menjelaskan kronologi kedatangan Al-Gabbaa hingga sampai di masjid Syiah pada hari Jumat untuk melakukan bom bunuh diri. Namun, dari aksinya diduga al-Gabbaa memiliki jaringan kuat di Kuwait.
Surat kabar Al-Jarida, melaporkan bahwa setidaknya tujuh tersangka yang terkait pemboman di masjid Syiah telah ditahan. “Pihak berwenang akan melanjutkan upaya untuk penangkapan komplotan (pemboman) untuk mengungkapkan semua informasi dan motif di balik itu,” bunyi pernyataan kementerian itu.
”Murka Tuhan akan datang kepada ISIS dan semua orang yang mendukung mereka, dan yang mengumpulkan dana untuk mereka dengan klaim membantu pengungsi dan yatim piatu,” kecam warga Kuwait, Hamad Al-Baghli, di Twitter.
Anggota parlemen Kuwait, Abdulrahman Al-Jeeran, kepada Reuters mengatakan bahwa wacana mengobarkan perang sektarian di Kuwait bisa dicegah. Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah telah menginstruksikan otoritas terkait untuk memperbaiki masjid Syiah yang jadi target pemboman.
(mas)