Guru Malaysia Sarankan Siswa Non-Muslim Minum Urine
A
A
A
KUALA LUMPUR - Sebuah SD di Malaysia dilempar bom molotov setelah seorang guru menyarankan para siswa non-Muslim pergi ke toilet untuk minum urine mereka sendiri jika ingin minum. Komentar guru itu terkait suasana puasa Ramadan, di mana para siswa non-Muslim diminta menghormati puasa Ramadan.
Dua orang yang dituduh melempar bom molotov telah ditangkap. Guru senior itu telah berpesan agar para siswa non-Muslim tidak makan dan minum di depan teman-teman Muslim mereka yang sedang berpuasa Ramadan.
Komentar guru itu telah memicu kemarahan di kalangan orangtua. Mereka ramai-ramai mengadu ke sekolah dasar di wilayah Sungai Petani, Malaysia.
Wakil Menteri Pendidikan P Kamalanathan Malaysia, Mary Yap telah menegur guru tersebut. “Dia bersikeras bahwa komentar itu hanya lelucon,” tulis Daily Mail, Jumat (26/6/2015) dalam pemberitaannya.
Tidak ada laporan tentang korban luka atau kerusakan akibat lemparan bom molotov tersebut. Mary Yap sebelumnya juga mendesak para siswa non-Muslim untuk menghindari makan dan minum di depan teman-temannya yang Muslim selama Ramadan.
Selama Ramadan, banyak kantin di lembaga-lembaga publik Malaysia, termasuk di beberapa sekolah umum dan universitas, ditutup, meskipun ada sekolah yang sebagian besar siswanya non-Muslim.
Dua orang yang dituduh melempar bom molotov telah ditangkap. Guru senior itu telah berpesan agar para siswa non-Muslim tidak makan dan minum di depan teman-teman Muslim mereka yang sedang berpuasa Ramadan.
Komentar guru itu telah memicu kemarahan di kalangan orangtua. Mereka ramai-ramai mengadu ke sekolah dasar di wilayah Sungai Petani, Malaysia.
Wakil Menteri Pendidikan P Kamalanathan Malaysia, Mary Yap telah menegur guru tersebut. “Dia bersikeras bahwa komentar itu hanya lelucon,” tulis Daily Mail, Jumat (26/6/2015) dalam pemberitaannya.
Tidak ada laporan tentang korban luka atau kerusakan akibat lemparan bom molotov tersebut. Mary Yap sebelumnya juga mendesak para siswa non-Muslim untuk menghindari makan dan minum di depan teman-temannya yang Muslim selama Ramadan.
Selama Ramadan, banyak kantin di lembaga-lembaga publik Malaysia, termasuk di beberapa sekolah umum dan universitas, ditutup, meskipun ada sekolah yang sebagian besar siswanya non-Muslim.
(mas)