Terungkap! AS Gagal Sabotase Senjata Nuklir Korut
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) ternyata pernah mencoba menyabotase program senjata nuklir Korea Utara (Korut) dengan serangan cyber Stuxnet. Tapi, upaya AS pada tahun 2010 itu gagal.
Laporan itu muncul dari sumber intelijen AS yang dipublikasikan Reuters. Dalam laporan itu terungkap bahwa AS pada tahun itu melakukan serangan cyber Stuxnet terhadap program senjata Iran. Dalam waktu yang sama, AS juga menyasar program senjata nuklir Pyongyang, meski akhirnya gagal.
Dengan serangan cyber Stuxnet, Badan Keamanan Nasional atau NSA AS mencoba untuk menginfeksi komputer yang mengontrol program senjata nuklir Korut dengan virus. Virus dari serangan cyber Stuxnet itu selama ini diyakini menyebabkan sentrifugal untuk memperkaya uranium menjadi kacau.
“Namun, karena isolasi Korut yang ekstrem dari seluruh dunia, AS tidak pernah bisa menyuntikkan virus itu,” tulis Reuters yang dilansir Sabtu (30/5/2015).Berbeda nasibnya dengan Iran yang penggunaan internet leluasa, sehingga serangan cyber AS kala itu telah mengacaukan program nuklir Teheran.
NSA sendiri menolak untuk mengomentari serangan cyber terhadap Iran dan Korut. Serangan cyber Stuxnet kini justru jago dimainkan para hacker Korut. Hal itu diungkap seorang pembelot Korut, Profesor Kim Heung-kwang. Dia melarikan diri dari Korut pada tahun 2004 setelah mengajar ilmu komputer di Universitas Teknologi Komputer Hamheung selama 20 tahun. (Baca: Korut Punya 6 Ribu Hacker yang Bisa Hancurkan Kota)
Heung-kwang mengatakan banyak mantan mahasiswanya telah pergi untuk membentuk “Unit Hacker” yang dikenal sebagai Biro Unit Hacker 121. Dia memperingatkan bahwa para hacker itu bisa melakukan ancaman mematikan.
Dia mencontohkan, para hacker Korut berpotensi melakukan serangan cyber terhadap bank-bank dan pembangkit listrik di Korea Selatan (Korsel). Serangan itu bisa membunuh orang-orang. “Jumlah serangan cyber unit itu telah meningkat secara signifikan, dan sekarang memiliki sekitar 6.000 orang,” kata Heung-kwang, kepada BBC.
”Serangan cyber mereka bisa memiliki dampak yang sama seperti serangan militer, membunuh orang dan menghancurkan kota,” katanya lagi.
Laporan itu muncul dari sumber intelijen AS yang dipublikasikan Reuters. Dalam laporan itu terungkap bahwa AS pada tahun itu melakukan serangan cyber Stuxnet terhadap program senjata Iran. Dalam waktu yang sama, AS juga menyasar program senjata nuklir Pyongyang, meski akhirnya gagal.
Dengan serangan cyber Stuxnet, Badan Keamanan Nasional atau NSA AS mencoba untuk menginfeksi komputer yang mengontrol program senjata nuklir Korut dengan virus. Virus dari serangan cyber Stuxnet itu selama ini diyakini menyebabkan sentrifugal untuk memperkaya uranium menjadi kacau.
“Namun, karena isolasi Korut yang ekstrem dari seluruh dunia, AS tidak pernah bisa menyuntikkan virus itu,” tulis Reuters yang dilansir Sabtu (30/5/2015).Berbeda nasibnya dengan Iran yang penggunaan internet leluasa, sehingga serangan cyber AS kala itu telah mengacaukan program nuklir Teheran.
NSA sendiri menolak untuk mengomentari serangan cyber terhadap Iran dan Korut. Serangan cyber Stuxnet kini justru jago dimainkan para hacker Korut. Hal itu diungkap seorang pembelot Korut, Profesor Kim Heung-kwang. Dia melarikan diri dari Korut pada tahun 2004 setelah mengajar ilmu komputer di Universitas Teknologi Komputer Hamheung selama 20 tahun. (Baca: Korut Punya 6 Ribu Hacker yang Bisa Hancurkan Kota)
Heung-kwang mengatakan banyak mantan mahasiswanya telah pergi untuk membentuk “Unit Hacker” yang dikenal sebagai Biro Unit Hacker 121. Dia memperingatkan bahwa para hacker itu bisa melakukan ancaman mematikan.
Dia mencontohkan, para hacker Korut berpotensi melakukan serangan cyber terhadap bank-bank dan pembangkit listrik di Korea Selatan (Korsel). Serangan itu bisa membunuh orang-orang. “Jumlah serangan cyber unit itu telah meningkat secara signifikan, dan sekarang memiliki sekitar 6.000 orang,” kata Heung-kwang, kepada BBC.
”Serangan cyber mereka bisa memiliki dampak yang sama seperti serangan militer, membunuh orang dan menghancurkan kota,” katanya lagi.
(mas)