Kesejahteraan dan Toleransi, Kunci Melawan Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengungkap, kesejahteraan dan toleransi merupakan salah satu kunci utama melawan terorisme dan radikalisme. Hal tersebut disampaikan Retno dalam pidatonya di pertemuan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Kuwait.
Berdasarkan rilis Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews pada Kamis (28/5/2015), Retno menekakan pentingnya negara-negara Islam mengambil langkah bersama guna mendorong toleransi dan melawan terorisme. Salah satunya adalah mempererat kerjasama, bukan hanya dalam bidang keamanan, tapi di semua bidang.
“Kerja sama lebih erat antar negara negara Islam di bidang ekonomi, pembangunan dan sosial budaya guna meningkatkan kesejahteran umat menjadi kunci dari upaya mendorong toleransi dan memberantas terorisme di dunia Islam," kata Retno dalam pidatonya.
Retno, dalam pidatonya juga menyampaikan pentingnya penggunaan cara-cara damai, melalui diplomasi dan negosiasi dalam menyelesaikan sebuah konflik.
Masalah terorisme dan radikalisme memang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan OKI ke-42, yang diselenggarakan sejak kemarin tersebut. Setidaknya terdapat 57 , yang terdiri dari Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi negara anggota OKI yang hadir di Kuwait.
Sementara itu, Retno juga memanfaatkan pagelaran ini untuk melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan sejumlah Menteri Luar Negeri antara lain dari Kuwait, Gambia, Palestina, Iran, Turki, Qatar dan Sekjen OKI.
Berdasarkan rilis Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews pada Kamis (28/5/2015), Retno menekakan pentingnya negara-negara Islam mengambil langkah bersama guna mendorong toleransi dan melawan terorisme. Salah satunya adalah mempererat kerjasama, bukan hanya dalam bidang keamanan, tapi di semua bidang.
“Kerja sama lebih erat antar negara negara Islam di bidang ekonomi, pembangunan dan sosial budaya guna meningkatkan kesejahteran umat menjadi kunci dari upaya mendorong toleransi dan memberantas terorisme di dunia Islam," kata Retno dalam pidatonya.
Retno, dalam pidatonya juga menyampaikan pentingnya penggunaan cara-cara damai, melalui diplomasi dan negosiasi dalam menyelesaikan sebuah konflik.
Masalah terorisme dan radikalisme memang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan OKI ke-42, yang diselenggarakan sejak kemarin tersebut. Setidaknya terdapat 57 , yang terdiri dari Menteri Luar Negeri dan pejabat tinggi negara anggota OKI yang hadir di Kuwait.
Sementara itu, Retno juga memanfaatkan pagelaran ini untuk melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan sejumlah Menteri Luar Negeri antara lain dari Kuwait, Gambia, Palestina, Iran, Turki, Qatar dan Sekjen OKI.
(esn)