MSF: Para Pria Bersenjata Perkosa 127 Wanita Kongo
A
A
A
KINSHASA - Kelompok Medecins Sans Frontieres (MSF), menyatakan para pria bersenjata telah memperkosa 127 wanita di sebuah kota di sebelah timur Provinsi Kivu Shabunda, Kongo. Insiden itu terjadi awal bulan ini.
“Sekitar 60 milisi menyerang wanita pada 1 Mei. Serangan terjadi di Kota Kikamba di Provinsi Kivu Shabunda,” bunyi pernyataan MSF, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (15/5/2015).
Namun, kelompok medis amal lintas batas itu tidak mengidentifikasi kelompok bersenjata mana yang bertanggung jawab atas tindakan pemerkosaan terhadap ratusan wanita Kongo.
Di negara itu, terdapat puluhan kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Kongo timur. Pada tahun 1998-2003, munculnya kelompok bersenjata itu semakin memperparah kondisi di Kongo, di mana jutaan orang telah terbunuh dalam konflik. Selain itu, banyak orang kelaparan dan terserang penyakit.
Sementara itu, versi sejumlah kelompok HAM, tindakan pemerkosaan di Kongo tidak hanya dilakukan kelompok bersenjata saja. Tapi, pasukan di negara itu juga ikut terlibat. Kelompok HAM menuding tindakan pemerkosaan sengaja dijadikan senjata perang dalam konflik di negara itu.
Pada bulan November 2014 lalu, pengadilan di Kongo bahkan menghukum para pejabat tinggi militer Kongo karena terlibat aksi pemerkosaan.
“Sekitar 60 milisi menyerang wanita pada 1 Mei. Serangan terjadi di Kota Kikamba di Provinsi Kivu Shabunda,” bunyi pernyataan MSF, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (15/5/2015).
Namun, kelompok medis amal lintas batas itu tidak mengidentifikasi kelompok bersenjata mana yang bertanggung jawab atas tindakan pemerkosaan terhadap ratusan wanita Kongo.
Di negara itu, terdapat puluhan kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Kongo timur. Pada tahun 1998-2003, munculnya kelompok bersenjata itu semakin memperparah kondisi di Kongo, di mana jutaan orang telah terbunuh dalam konflik. Selain itu, banyak orang kelaparan dan terserang penyakit.
Sementara itu, versi sejumlah kelompok HAM, tindakan pemerkosaan di Kongo tidak hanya dilakukan kelompok bersenjata saja. Tapi, pasukan di negara itu juga ikut terlibat. Kelompok HAM menuding tindakan pemerkosaan sengaja dijadikan senjata perang dalam konflik di negara itu.
Pada bulan November 2014 lalu, pengadilan di Kongo bahkan menghukum para pejabat tinggi militer Kongo karena terlibat aksi pemerkosaan.
(mas)