Dikebumikan, Istri Dubes RI Dapat Penghargaan dari Pakistan
A
A
A
YOGYAKARTA - Korban meninggal akibat kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter Mi-17 di Kota Gilgit, Pakistan, Heri Listyawati dimakamkan di Makam Mondoliko, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta, pada Kamis (14/5). Istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad itupun mendapatkan penghargaan atas jasa-jasanya selama ini.
"Pemerintah Pakistan menganugerahkan almarhumah dengan penghargaan Sitara-e. Atas jasa-jasanya dalam membantu meningkatkan kerjasama antara Pakistan dengan Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi saat serah terima jenasah di rumah duka, di Jalan Haji Agus Salim No 57, Kauman, Yogyakarta.
Selain itu juga, untuk menghormati seluruh korban kecelakaan ini, Pakistan juga telah menetapkan Hari Berkabung Nasional pada 10 Mei. "Untuk menghormati seluruh korban, satu hari setelah kecelakaan telah ditetapkan sebagai hari berkabung," tuturnya.
Jenasah yang tiba di rumah duka pukul 14.40 WIB itupun kemudian disalatkan di Mushola samping rumahnya. Setelah selesai seluruh prosesinya, kemudian langsung dikebumikan disamping makam ibunya, almarhumah Siti Hartati, di Makam Mondoliko, pada pukul 15.00.
Lilis, sapaan akrab semasa hidupnya tersebut merupakan staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Selain itu juga sebagai Sekretaris Bagian Agraria FH UGM. "Bahkan, pada waktu saya menjabat menjadi Dekan, sempat menawari beliau untuk menjadi wakil dekan, karena kapasitasnya. Tapi, karena harus sering meninggalkan Yogyakarta, beliau keberatan," kata Paripurna, Wakil Rektor Bidang Kerjsama dan Alumni, UGM.
Lilis sendiri meninggalkan dua orang putra, yaitu Pittra Amrullah, 19 dan Yoga Sulistya Burhan, 17. Sementara suaminya, Burhan Muhammad saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat luka yang dideritanya, karena juga menjadi penumpang di helikopter nahas tersebut.
"Kita juga turut mendoakan, agar Pak Burhan bisa segera pulih, berkumpul dengan keluarga dan kembali mengabdi ke negara," kata Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN), Zaelani.
Sedikit mengenang semasa hidup Lilis, kakak kandungnya, Heri Widyawati mengatakan, saat kecil adiknya tersebut sangat lucu. Dan bahkan, terlihat seperti boneka ketika masih Taman Kanak-kanak (TK). "Sangat bersahaja, kadang lucu. Waktu kecil cantik kayak boneka Jepang. Pernah didandani jadi bidadari," ucapnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Lilis merupakan salah satu korban kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter Mi-17 milik militer Pakistan yang ia tumpangi bersama suaminya. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/5), jatuh menimpa sebuah bangunan sekolah di Kota Gilgit, Pakistan. Sementara kondisi suaminya, mengalami luka bakar yang cukup serius.
Dalam kejadian tersebut beberapa diplomat asing lain dikabarkan ikut menjadi korban dan meninggal di tempat kejadian, diantaranya Duta Besar Norwegia, Filipina serta isteri Duta Besar Malaysia.
"Pemerintah Pakistan menganugerahkan almarhumah dengan penghargaan Sitara-e. Atas jasa-jasanya dalam membantu meningkatkan kerjasama antara Pakistan dengan Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi saat serah terima jenasah di rumah duka, di Jalan Haji Agus Salim No 57, Kauman, Yogyakarta.
Selain itu juga, untuk menghormati seluruh korban kecelakaan ini, Pakistan juga telah menetapkan Hari Berkabung Nasional pada 10 Mei. "Untuk menghormati seluruh korban, satu hari setelah kecelakaan telah ditetapkan sebagai hari berkabung," tuturnya.
Jenasah yang tiba di rumah duka pukul 14.40 WIB itupun kemudian disalatkan di Mushola samping rumahnya. Setelah selesai seluruh prosesinya, kemudian langsung dikebumikan disamping makam ibunya, almarhumah Siti Hartati, di Makam Mondoliko, pada pukul 15.00.
Lilis, sapaan akrab semasa hidupnya tersebut merupakan staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Selain itu juga sebagai Sekretaris Bagian Agraria FH UGM. "Bahkan, pada waktu saya menjabat menjadi Dekan, sempat menawari beliau untuk menjadi wakil dekan, karena kapasitasnya. Tapi, karena harus sering meninggalkan Yogyakarta, beliau keberatan," kata Paripurna, Wakil Rektor Bidang Kerjsama dan Alumni, UGM.
Lilis sendiri meninggalkan dua orang putra, yaitu Pittra Amrullah, 19 dan Yoga Sulistya Burhan, 17. Sementara suaminya, Burhan Muhammad saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat luka yang dideritanya, karena juga menjadi penumpang di helikopter nahas tersebut.
"Kita juga turut mendoakan, agar Pak Burhan bisa segera pulih, berkumpul dengan keluarga dan kembali mengabdi ke negara," kata Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN), Zaelani.
Sedikit mengenang semasa hidup Lilis, kakak kandungnya, Heri Widyawati mengatakan, saat kecil adiknya tersebut sangat lucu. Dan bahkan, terlihat seperti boneka ketika masih Taman Kanak-kanak (TK). "Sangat bersahaja, kadang lucu. Waktu kecil cantik kayak boneka Jepang. Pernah didandani jadi bidadari," ucapnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Lilis merupakan salah satu korban kecelakaan jatuhnya pesawat helikopter Mi-17 milik militer Pakistan yang ia tumpangi bersama suaminya. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (8/5), jatuh menimpa sebuah bangunan sekolah di Kota Gilgit, Pakistan. Sementara kondisi suaminya, mengalami luka bakar yang cukup serius.
Dalam kejadian tersebut beberapa diplomat asing lain dikabarkan ikut menjadi korban dan meninggal di tempat kejadian, diantaranya Duta Besar Norwegia, Filipina serta isteri Duta Besar Malaysia.
(esn)