Algojo ISIS Pemenggal James Foley Minta Rp1,5 Triliun
A
A
A
WASHINGTON - Algojo ISIS pemenggal jurnalis Amerika Serikat, James Foley, ternyata minta uang tebusan sebesar 100 juta Euro atau sekitar Rp1,5 triliun. Tuntutan itu tidak dipenuhi, sampai akhirnya James Foley dipenggal algojo ISIS.
Tuntuan uang sebanyak itu dari algojo ISIS atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah, terungkap dari e-mail militan ISIS yang dikirimkan kepada keluarga dan kantor redaksi, tempat James Foley bekerja.
GlobalPost, media tempat Foley bekerja, merilis e-mail tersebut. ”Untuk kepentingan transparansi dan sepenuhnya untuk menceritakan kisah Jim (James Foley),” tulis media itu. ”Kami percaya surat itu itu hanya motif dan taktik ISIS.”
E-mail dari algojo ISIS juga ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka minta Aafia Siddiqui, yang oleh AS dijuluki teroris perempuan “Lady al-Qaeda” dibebaskan. (Baca: Sebelum James Foley Dipenggal, ISIS Minta Lady al-Qaeda)
Lady al-Qaeda itu dihukum 86 tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap perwira militer AS dan rencana pembunuhan massal di AS.
Video pemenggalan James Foley sempat beredar di YouTube dan Twitter, sebelum akhirnya dihapus. Foley, sejatinya adalah pewarta foto yang melaporkan kondisi perang di Suriah. Dia diculik November 2012.
Pemerintah AS mengklaim pernah mengirim pasukan khusus ke wilayah Raqa, Suriah untuk membebaskan Foley dan para sandera lainnya. Tapi, misi itu gagal. Saat pasukan khusus AS beraksi, para sandera sudah tidak ada di lokasi. (Baca juga: AS Akui Gagal Selamatkan Jurnalis yang Dipenggal ISIS)
CEO GlobalPost, Philip Balboni, mengatakan para penculik sudah melakukan kontak dengan pihaknya, serta keluarga Foley, kurang dari setengah lusin kali.
”Para penculik tidak serius bernegosiasi. Jumlah uang tebusan yang diminta sangat besar. Kami tidak pernah menuruti tuntutan uang 100 juta (Euro), itu angka serius,” kata Balboni yang dilansir CNN, Jumat (22/8/2014).
Tuntuan uang sebanyak itu dari algojo ISIS atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah, terungkap dari e-mail militan ISIS yang dikirimkan kepada keluarga dan kantor redaksi, tempat James Foley bekerja.
GlobalPost, media tempat Foley bekerja, merilis e-mail tersebut. ”Untuk kepentingan transparansi dan sepenuhnya untuk menceritakan kisah Jim (James Foley),” tulis media itu. ”Kami percaya surat itu itu hanya motif dan taktik ISIS.”
E-mail dari algojo ISIS juga ditujukan kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka minta Aafia Siddiqui, yang oleh AS dijuluki teroris perempuan “Lady al-Qaeda” dibebaskan. (Baca: Sebelum James Foley Dipenggal, ISIS Minta Lady al-Qaeda)
Lady al-Qaeda itu dihukum 86 tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap perwira militer AS dan rencana pembunuhan massal di AS.
Video pemenggalan James Foley sempat beredar di YouTube dan Twitter, sebelum akhirnya dihapus. Foley, sejatinya adalah pewarta foto yang melaporkan kondisi perang di Suriah. Dia diculik November 2012.
Pemerintah AS mengklaim pernah mengirim pasukan khusus ke wilayah Raqa, Suriah untuk membebaskan Foley dan para sandera lainnya. Tapi, misi itu gagal. Saat pasukan khusus AS beraksi, para sandera sudah tidak ada di lokasi. (Baca juga: AS Akui Gagal Selamatkan Jurnalis yang Dipenggal ISIS)
CEO GlobalPost, Philip Balboni, mengatakan para penculik sudah melakukan kontak dengan pihaknya, serta keluarga Foley, kurang dari setengah lusin kali.
”Para penculik tidak serius bernegosiasi. Jumlah uang tebusan yang diminta sangat besar. Kami tidak pernah menuruti tuntutan uang 100 juta (Euro), itu angka serius,” kata Balboni yang dilansir CNN, Jumat (22/8/2014).
(mas)