WNI Ikut Perang di Irak, Menlu Marty Prihatin
Rabu, 25 Juni 2014 - 14:35 WIB

WNI Ikut Perang di Irak, Menlu Marty Prihatin
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengungkapkan keprihatinannya atas pemberitaan yang menyebut sejumlah warga negara Indonesia (WNI) ikut berperang di Irak dan Suriah. Para WNI itu disebut-sebut bergabung dengan kelompok militan Negara Islam dan Suriah (ISIS).
"Di tengah situasi seperti itu, jika kita mendengar adanya warga negara Indonesia (ikut perang di Irak), apapun yang menjadi motivasi mereka, saya tidak ingin masuk mengenai motivasi mereka. Namun, faktanya mereka memilih untuk menempatkan dirinya di situasi konflik. Itu tentu menjadi sumber keprihatinan bagi kita semua," kata Marty saat ditemui Sindonews, pada Rabu (25/6/2014).
Menlu Marty mengaku sulit untuk membendung hal seperti itu. Sebab, langkah seperti itu sudah menjadi pilihan setiap individu. Namun, menurut dia harusnya para WNI yang ikut perang di Irak dan Suriah itu sadar dengan dampak negatif yang akan mereka alami.
“Bukan bermaksud mencampurtangani apa yang menjadi pilihan pribadi mereka, namun hal itu akan berpotensi membawa bahaya kepada diri mereka," ujar Marty.
Menurut Marty, pemerintah Indonesia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjauhkan warganya dari wilayah konflik, baik di Suriah, Libya, Mesir atau pun di Irak. Sekitar 10 ribu WNI, menurut Marty sudah berhasil dievakuasi dari wilayah konflik di luar negeri.
“Ribuan WNI yang sempat kita pulangkan, dan kita fasilitasi dari situasi konflik tersebut. Itu untuk memastikan warga negara kita tidak terkena masalah yang membuat nyawa, jiwa dan kesemalatan mereka terancam. Itu menjadi pola pendekatan dan kewajiban pemerintah,” ucap Marty.
"Di tengah situasi seperti itu, jika kita mendengar adanya warga negara Indonesia (ikut perang di Irak), apapun yang menjadi motivasi mereka, saya tidak ingin masuk mengenai motivasi mereka. Namun, faktanya mereka memilih untuk menempatkan dirinya di situasi konflik. Itu tentu menjadi sumber keprihatinan bagi kita semua," kata Marty saat ditemui Sindonews, pada Rabu (25/6/2014).
Menlu Marty mengaku sulit untuk membendung hal seperti itu. Sebab, langkah seperti itu sudah menjadi pilihan setiap individu. Namun, menurut dia harusnya para WNI yang ikut perang di Irak dan Suriah itu sadar dengan dampak negatif yang akan mereka alami.
“Bukan bermaksud mencampurtangani apa yang menjadi pilihan pribadi mereka, namun hal itu akan berpotensi membawa bahaya kepada diri mereka," ujar Marty.
Menurut Marty, pemerintah Indonesia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjauhkan warganya dari wilayah konflik, baik di Suriah, Libya, Mesir atau pun di Irak. Sekitar 10 ribu WNI, menurut Marty sudah berhasil dievakuasi dari wilayah konflik di luar negeri.
“Ribuan WNI yang sempat kita pulangkan, dan kita fasilitasi dari situasi konflik tersebut. Itu untuk memastikan warga negara kita tidak terkena masalah yang membuat nyawa, jiwa dan kesemalatan mereka terancam. Itu menjadi pola pendekatan dan kewajiban pemerintah,” ucap Marty.
(esn)