Rusia Tetap Serius Mediasi Pembicaraan Damai Israel-Palestina

Jum'at, 28 Oktober 2016 - 17:02 WIB
Rusia Tetap Serius Mediasi Pembicaraan Damai Israel-Palestina
Rusia Tetap Serius Mediasi Pembicaraan Damai Israel-Palestina
A A A
MOSKOW - Rusia diam-diam masih menyimpan hasrat untuk merealisasikan pertemuan antara pimpinan Palestina dan Israel, untuk membahas mengenai upaya damai kedua negara. Ini terlihat dengan rencana Moskow untuk kembali mengadakan pertemuan antara Benjamin Netanyahu dan Mahmous Abbas.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov mengatakan, Moskow telah kembali membuka komunikasi dengan Ramallah dan juga Yerusalem mengenai rencana pertemuan ini. Sejauh ini, baik Palestina dan Israel menyambut baik rencana pertemuan tersebut.
"Masalah ini sangat sensitif bagi kedua belah pihak. Itu sebabnya kami sedang menjalani proses persiapan dan koordinasi dengan kedua belah pihak. Sejauh itu terjadi melalui kontak diplomatik," kata Gatilov, seperti dilansir Russia Today pada Jumat (28/10).
"Mereka (Palestina dan Israel) menyetujui ide kami pada prinsipnya. Tapi tetap, kita tidak mencoba untuk memaksakan pertemuan ini, itu harus dilakukan pada waktu yang tepat. Pertemuan ini harus benar-benar siap, sehingga tidak akan berubah menjadi hanya pertemuan biasa saja," sambungnya.
Gatilov juga mengatakan, Israel sejatinya tidak ingin masalah dengan Palestina menjadi masalah internaional. Israel, lanjut Gatilov, mengaku terkejut ketika mendegar kabar akan kembali diadakannya pembahasan di Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai pembangunan pemukiman Yahudi, yang dinilai sebagai hambatan terbesar pembicaraan damai kedua negara.
"DK PBB harus bertindak dengan berhati-hati untuk tidak merusak kemungkinan kebangkitan dalam pembicaraan bilateral," ucapnya.

"Ada ide mengenai resolusi soal pemukiman. Ada sebuah inisiatif dan keputusan dari Liga Arab mengenai hal ini. Tapi, pada faktanya tidak semua negara-negara Arab secara bulat mendukung resolusi tersebut. Banyak memahami sensitivitas masalah ini. Secara pribadi, saya berpikir bahwa resolusi tidak akan disetujui," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4556 seconds (0.1#10.140)