Meski Musuh AS, Duterte Ingin Bersekutu dengan Rusia

Selasa, 27 September 2016 - 08:40 WIB
Meski Musuh AS, Duterte...
Meski Musuh AS, Duterte Ingin Bersekutu dengan Rusia
A A A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Rusia dan China tahun ini dan ingin menjalin “aliansi terbuka” dengan kedua negara itu. Keinginan Duterte ini jadi kejutan, mengingat Rusia saat ini jadi “musuh” utama Amerika Serikat (AS).

Filipina sudah lama jadi sekutu AS, di mana pasukan militer AS sudah lama ditempatkan di wilayah Filipina.

Pekan lalu, Duterte menyatakan, dia akan mengunjungi China—negara yang bersengketa dengan Filipina atas klaim wilayah Laut China Selatan. Kali ini, Duterte mengatakan bahwa Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev sudah mengharapkan dia berkunjung ke Moskow.

”Saya siap untuk tidak benar-benar break soal hubungan (dengan AS), tapi kami akan membuka aliansi dengan Cina dan ... Medvedev,” kata Duterte kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/9/2016).

Presiden Filipina ini menyambut investasi dan mengabaikan kekhawatiran lembaga pemeringkat Standard and Poor yang pada pekan lalu menyatakan kondisi ekonomi Filipina yang mulai goyah.

”Sudahlah tentang peringkat," katanya. "Saya akan membuka Filipina bagi mereka untuk melakukan bisnis, aliansi perdagangan dan perdagangan,” ujar Duterte.

Mata uang Peso Filipina jatuh pada hari Senin ke level terendah sejak 2009, dan para investor asing telah “membuang” saham lokal selama enam minggu berturut-turut. Kondisi itu dipicu retorika Duterte yang anti-AS.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, mengatakan Pemerintah Filipina tidak menghubungi AS tentang komentar yang dibuat oleh Duterte.

”Mereka bangsa yang berdaulat dan kita pasti tidak akan menahan mereka kembali mengejar hubungan yang lebih erat dengan salah satu dari negara-negara itu. Ini bukan zero-sum game,” ujarnya.

Duterte selama ini menghujat AS dan Presiden Barack Obama dengan ucapan-ucapan kotor. Reaksi Duterte itu dipicu oleh kritik AS atas perang narkoba di Filipina yang memakan banyak korban jiwa, baik pengedar maupun pengguna.

AS, PBB, Uni Eropa dan kelompok HAM kompak mengkritik pelanggaran HAM dalam perang narkoba yang dikobarkan Duterte di Filipina.
(mas)
Berita Terkait
AS-Filipina Gelar Pertemuan...
AS-Filipina Gelar Pertemuan Soal Perjanjian Pertahanan, China Waspada
Menhan Filipina Mengaku...
Menhan Filipina Mengaku Didesak China Hentikan Tinjauan Pakta Pertahanan dengan AS
Alasan BRICS Ditakuti...
Alasan BRICS Ditakuti Amerika Serikat dan Sekutunya
China Blak-blakan Ungkap...
China Blak-blakan Ungkap Tujuan Amerika Serikat di Ukraina
Putin Tegaskan China...
Putin Tegaskan China Segera Mengakhiri Dominasi Amerika Serikat
China: Amerika Serikat...
China: Amerika Serikat Ancaman Nuklir Utama di Dunia!
Berita Terkini
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek KAAN, Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
46 menit yang lalu
Dari 30 Negara, Hanya...
Dari 30 Negara, Hanya 6 Sekutu NATO yang Bersedia Kerahkan Tentara ke Ukraina
1 jam yang lalu
Zelensky Tuding 155...
Zelensky Tuding 155 Tentara China Ikut Berperang di Ukraina, Rusia: Beijing Tetap Seimbang
3 jam yang lalu
Siapa Aleksey Zubritsky?...
Siapa Aleksey Zubritsky? Kosmonot Rusia yang Jadi Buronan Ukraina karena Menolak Wajib Militer dan Dituduh Berkhianat
4 jam yang lalu
Arab Saudi Bertambah...
Arab Saudi Bertambah Kaya Raya, Ternyata Ini 3 Penyebabnya
6 jam yang lalu
5 Fakta Israel Kembali...
5 Fakta Israel Kembali Bombardir Gaza di Masa Gencatan Senjata, Inilah Alasan serta Kemungkinan yang Bakal Terjadi
8 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved