Terbunuh Drone AS, Keluarga Dua Pria Ini Dibayar Rp15,7 Miliar
A
A
A
WASHINGTON - Pria pekerja bantuan kemanusiaan asal Italia, Giovanni Lo Porto, 37, dan pekerja asal Amerika Serikat (AS), Warren Weinstein, 73, tewas oleh serangan drone AS di Pakistan tahun 2015. Pemerintah Presiden Barack Obama pun membayar total USD1,2 juta atau sekitar Rp15,7 miliar ke keluarga kedua korban.
Kedua pria itu sedang disandera oleh Al-Qaeda di Pakistan ketika pesawat nirawak AS meluncurkan serangan pada Januari 2015.
Pengumuman pembayaran “donasi” kepada keluarga korban serangan drone AS ini merupakan yang pertama kali yang diumumkan resmi oleh Pemerintah Obama. Menurut laporan IB Times, Sabtu (17/9/2016), mereka terbunuh oleh serangan drone AS di luar zona perang.
Keluarga Lo Porto percaya bahwa Lo Porto hendak dibebaskan oleh kelompok teroris yang menyanderanya. Namun, justru tewas oleh serangan drone AS.
Pada bulan April 2015, empat bulan setelah kematian mereka, Obama mengakui bahwa kedua pria itu tewas dalam misi kontra-terorisme rahasia AS. Saat itu, pihak berwenang AS percaya tidak ada warga sipil yang ada di lokasi serangan drone.
Gedung Putih telah mengkonfirmasi bahwa pembayaran uang untuk kedua keluarga dilakukan tanpa ada rincian khusus pada masing-masing keluarga. Menurut laporan La Repubblica dan Guardian, ada kesepakatan yang menyatakan bahwa Lo Porto tewas di Pakistan.
AS kerap melakukan operasi drone dengan target militan al-Qaeda di wilayah Afghanistan dan Pakistan. Serangan drone AS juga diklaim berhasil menewaskan seorang pemimpin al-Qaeda asal AS, Ahmed Farouq.
Lo Porto, yang belajar di London Metropolitan University dan bekerja untuk sebuah kelompok bantuan internasional bernama Welthungerhilfe, menghilang di Multan, Pakistan, pada Januari 2012. Dia telah lama berada di Pakistan untuk menolong korban banjir Pakistan tahun 2010.
Sedanghkan Weinstein, seorang pekerja dan profesor di Universitas Negeri New York, diculik dari rumahnya di Lahore, Pakistan, pada tahun 2011. Warga asal Maryland ini diculik dengan todongan senjata oleh para petinggi al-Qaeda, termasuk pemimpin al-Qaeda asal Mesir, Ayman al-Zawahiri yang mengklaim menyandera Weinstein.
Kedua pria itu sedang disandera oleh Al-Qaeda di Pakistan ketika pesawat nirawak AS meluncurkan serangan pada Januari 2015.
Pengumuman pembayaran “donasi” kepada keluarga korban serangan drone AS ini merupakan yang pertama kali yang diumumkan resmi oleh Pemerintah Obama. Menurut laporan IB Times, Sabtu (17/9/2016), mereka terbunuh oleh serangan drone AS di luar zona perang.
Keluarga Lo Porto percaya bahwa Lo Porto hendak dibebaskan oleh kelompok teroris yang menyanderanya. Namun, justru tewas oleh serangan drone AS.
Pada bulan April 2015, empat bulan setelah kematian mereka, Obama mengakui bahwa kedua pria itu tewas dalam misi kontra-terorisme rahasia AS. Saat itu, pihak berwenang AS percaya tidak ada warga sipil yang ada di lokasi serangan drone.
Gedung Putih telah mengkonfirmasi bahwa pembayaran uang untuk kedua keluarga dilakukan tanpa ada rincian khusus pada masing-masing keluarga. Menurut laporan La Repubblica dan Guardian, ada kesepakatan yang menyatakan bahwa Lo Porto tewas di Pakistan.
AS kerap melakukan operasi drone dengan target militan al-Qaeda di wilayah Afghanistan dan Pakistan. Serangan drone AS juga diklaim berhasil menewaskan seorang pemimpin al-Qaeda asal AS, Ahmed Farouq.
Lo Porto, yang belajar di London Metropolitan University dan bekerja untuk sebuah kelompok bantuan internasional bernama Welthungerhilfe, menghilang di Multan, Pakistan, pada Januari 2012. Dia telah lama berada di Pakistan untuk menolong korban banjir Pakistan tahun 2010.
Sedanghkan Weinstein, seorang pekerja dan profesor di Universitas Negeri New York, diculik dari rumahnya di Lahore, Pakistan, pada tahun 2011. Warga asal Maryland ini diculik dengan todongan senjata oleh para petinggi al-Qaeda, termasuk pemimpin al-Qaeda asal Mesir, Ayman al-Zawahiri yang mengklaim menyandera Weinstein.
(mas)