ASEAN Masih Belum Miliki Komitmen Selesaikan Masalah Pengungsi

JAKARTA - Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI menuturkan, hingga kini ASEAN belum memiliki komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah pengunggsi, atau yang dia sebut iregular migrant. Sejauh ini, lanjut Nuke, hanya ada tiga negara ASEAN yang punya komitmen dengan masalah itu.

"ASEAN memiliki 10 negara anggota. Berdasarkan pengamatan dalam penelitian-penelitian saya, menunjukkan bahwa yang terkait dengan mobilitas iregular, saya lebih suka menyebutnya sebagai ireegular migrant, hanya tiga negara yang punya komitmen, yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia, selebihnya tidak," ucap Nuke pada Kamis (25/8).

"Myanmar adalah negara sumber, kalau Laos dan lainnya itu lebih fokus kepada traficking. Mereka masih belum merasa (masalah pengungsi) sebagai kebutuhan, sehingga kesepakatan di ASEAN tidak kuat," sambungnya.

Terkait komitmen Indonesia mengenai masalah pengungsi, dia menyebut hal itu sudah terlihat dalam Bali Proses. Bali Proses adalah forum yang diketuai Indonesia dan Australia, yang fokus membahas mengenai masalah pengungsi.

Dia berpandangan, Bali Proses memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan ASEAN. Padahal, Bali Proses hanyalah sebuah forum, bukan organisasi internasional selayaknya ASEAN.

"Berbeda dengan yang ada di Bali Prorses, itu kan forum inisiatif rujukannya Indonesia dan Australia. Tapi, karena hasil tekanan Bali Proses pada tahun ini dengan munculnya pernyataan akan lebih perhatian pada masalah di Andaman, meski itu forum inisiatif, tapi bsa memberikan tekanan-tekanan politik pada negara-negara yang terlibat," ucapnya.

"Bagi saya masih jauh kalau sampai (masalah pemgungsi) menjadi kerangka ASEAN, yang ada di depan mata itu Bali Proses," tukasnya.