Dijebloskan ke Penjara, Jenderal Top Turki Tetap Sangkal Pimpin Kudeta
A
A
A
ANKARA - Jenderal top Turki, Akin Ozturk telah didakwa dan dijebloskan ke penjara oleh pengadilan atas tuduhan pengkhianatan. Namun, mantan komandan Angkatan Udara Turki ini tetap menyangkal sebagai perencana dan pemimpin kudeta terhadap Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan.
Jenderal Akin Ozturk adalah satu di antara 70 jenderal dan laksamana yang dipenjara. Kantor berita Anadolu melaporkan, Jenderal Akin Ozturk bersama 26 perwira militer senior Turki didakwa pada hari Senin.
Dalam sebuah pernyataan kepada jaksa, Ozturk menyampaikan bantahan keras. ”Saya bukan orang yang merencanakan atau memimpin kudeta,” katanya, yang dilansir Selasa (19/7/2016).
Anadolu sebelumnya mengutip laporan bahwa Ozturk saat diinterogasi mengaku bertindak sebagai perencana kudeta yang berakhir dengan kegagalan pada Jumat malam lalu.
”Saya tidak tahu siapa yang direncanakan atau mengarahkan itu. Menurut pengalaman saya, saya berpikir bahwa (gerakan Gulen) berupaya melakukan kudeta ini,” lanjut Jenderal Akin Ozturk yang ditirukan oleh jaksa sebelum muncul di pengadilan di Ankara.
”Tapi saya tidak bisa mengatakan siapa yang mengorganisir di dalam angkatan bersenjata dan membawanya keluar. Saya tidak memiliki informasi. Saya telah berjuang melawan struktur ini,” imbuh Ozturk.
Baca:
Misteri Kudeta Turki, Erdogan Jenius atau Militer Amatir?
Para pejabat Turki menyatakan korban tewas dalam kudeta gagal mencapai 232 orang dan ribuan orang lainnya terluka. Pemerintah Turki juga tetap menyalahkan ulama oposisi Fethullah Gulen yang tinggal di pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) sebagai dalang kudeta terhadap rezim Presiden Erdogan.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan BBC pada Senin malam, Gulen menyebut upaya pengambilalihan kekuasaan itu sebagai "pengkhianatan". Dia mendesak Pemerintah Erdogan untuk mengumpulkan bukti keterlibatannya sebagaimana yang dituduhkan sebelumnya.
Gulen mengaku kecewa bahwa negaranya,Turki, tidak lagi benar-benar menjadi negara demokrasi. ”Apa yang terjadi pada negara kita?,” ujarnya.
Buntut kegagalan kudeta, Kementerian Dalam Negeri telah memecat hampir 9.000 petugas polisi sebagai upaya “pembersihan” dari para pejabat yang diduga terlibat upaya kudeta. Pemecatan massal itu menyusul penangkapan sekitar 6.000 personel militer dan penindakan terhadap hampir 3.000 hakim selama akhir pekan.
Jenderal Akin Ozturk adalah satu di antara 70 jenderal dan laksamana yang dipenjara. Kantor berita Anadolu melaporkan, Jenderal Akin Ozturk bersama 26 perwira militer senior Turki didakwa pada hari Senin.
Dalam sebuah pernyataan kepada jaksa, Ozturk menyampaikan bantahan keras. ”Saya bukan orang yang merencanakan atau memimpin kudeta,” katanya, yang dilansir Selasa (19/7/2016).
Anadolu sebelumnya mengutip laporan bahwa Ozturk saat diinterogasi mengaku bertindak sebagai perencana kudeta yang berakhir dengan kegagalan pada Jumat malam lalu.
”Saya tidak tahu siapa yang direncanakan atau mengarahkan itu. Menurut pengalaman saya, saya berpikir bahwa (gerakan Gulen) berupaya melakukan kudeta ini,” lanjut Jenderal Akin Ozturk yang ditirukan oleh jaksa sebelum muncul di pengadilan di Ankara.
”Tapi saya tidak bisa mengatakan siapa yang mengorganisir di dalam angkatan bersenjata dan membawanya keluar. Saya tidak memiliki informasi. Saya telah berjuang melawan struktur ini,” imbuh Ozturk.
Baca:
Misteri Kudeta Turki, Erdogan Jenius atau Militer Amatir?
Para pejabat Turki menyatakan korban tewas dalam kudeta gagal mencapai 232 orang dan ribuan orang lainnya terluka. Pemerintah Turki juga tetap menyalahkan ulama oposisi Fethullah Gulen yang tinggal di pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) sebagai dalang kudeta terhadap rezim Presiden Erdogan.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan BBC pada Senin malam, Gulen menyebut upaya pengambilalihan kekuasaan itu sebagai "pengkhianatan". Dia mendesak Pemerintah Erdogan untuk mengumpulkan bukti keterlibatannya sebagaimana yang dituduhkan sebelumnya.
Gulen mengaku kecewa bahwa negaranya,Turki, tidak lagi benar-benar menjadi negara demokrasi. ”Apa yang terjadi pada negara kita?,” ujarnya.
Buntut kegagalan kudeta, Kementerian Dalam Negeri telah memecat hampir 9.000 petugas polisi sebagai upaya “pembersihan” dari para pejabat yang diduga terlibat upaya kudeta. Pemecatan massal itu menyusul penangkapan sekitar 6.000 personel militer dan penindakan terhadap hampir 3.000 hakim selama akhir pekan.
(mas)