Dicap Berbahaya, AS 'Singkirkan' Soekarno dengan Aksi Rahasia

Kamis, 03 Desember 2015 - 11:48 WIB
Dicap Berbahaya, AS...
Dicap Berbahaya, AS 'Singkirkan' Soekarno dengan Aksi Rahasia
A A A
WASHINGTON - Akademisi Havard University, Kai Thaler, selain mengungkap peran Amerika Serikat (AS) dalam mendanai sejumlah kelompok yang terlibat dalam pembunuhan massal 1965 di Indonesia, juga mengungkap peran AS dalam “menyingkirkan” Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Thaler menuliskannya di Washington Post, Rabu (2/12/2015). Thaler menulis, pada awal 1960-an Indonesia memiliki presiden sayap kiri, Soekarno, dan partai komunis terbesar ketiga di dunia, PKI (Partai Komunis Indonesia).

“Pemerintah AS percaya bahwa Soekarno dan PKI mengancam untuk membuat Indonesia menjadi ‘next China’ yang membahayakan kepentingan strategis dan komerasial AS,” tulis Thaler.

“AS mengambil tindakan rahasia terhadap Soekarno pada tahun 1950 dan membatasi bantuan pada tahun 1960, terutama pendanaan program bantuan militer. Para pejabat AS membudidayakan hubungan dengan para pemimpin anti-Soekarno. Pada bulan Februari 1965, karena ketegangan yang meningkat di Indonesia, AS menyetujui rencana aksi rahasia untuk ‘chip PKI’ melalui operasi black letter dan dukungan untuk kelompok anti-komunis,” lanjut tulisan Thaler.

(Baca: AS Disebut Danai Pembunuhan Massal 1965 di Indonesia)

Situasi politik meledak pada 30 September 1965, ketika sekitar enam jenderel dibunuh. Pada hari berikutnya, tentara di bawah komando Soeharto meluncurkan operasi tegas untuk “menghancurkan” PKI.

Menurut Thaler, para pejabat AS telah lama berharap bahwa militer Indonesia akan menekan PKI. “Pada tanggal 5 Oktober kala itu, Duta Besar AS, Marshall Green direkomendasikan Amerika Serikat untuk menyebarkan propaganda anti-PKI, dan Menteri Luar Negeri AS, Dean Rusk ingin mendorong militer untuk menindaklanjuti tindakan terhadap PKI,” imbuh tulisan Thaler.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)