Singgung Muslim, Ini Aksi Rasis Terparah di Amerika

Selasa, 24 November 2015 - 11:38 WIB
Singgung Muslim, Ini Aksi Rasis Terparah di Amerika
Singgung Muslim, Ini Aksi Rasis Terparah di Amerika
A A A
VIRGINIA - Sebuah aksi rasisme terparah terjadi di Virginia, Amerika Serikat (AS). Aksi itu dialami Samer Shalaby, warga Muslim yang didatangi oleh anggota masyarakat setempat yang takut dengan meningkatnya jumlah warga Muslim di kota itu.

Di sebuah bangunan baru di Fredericksburg, Virginia, minggu lalu, para penduduk setempat melalui speaker meneriakkan ucapan rasis terhadap Samer Shalaby. Salah satu warga dengan suara lantang terang-terangan menjuluki Samer Shalaby dengan sebutan “jahat” dan “teroris”.

”Saya akan melakukan segalanya, di dalam kekuatan saya untuk memastikan itu tidak terjadi,” kata salah satu warga Virginia dalam forum pertemuan itu dan disambut tepuk tangan para warga.

Warga Virginia itu melanjutkan ucapan-ucapan berbau rasis yang sangat parah. ”Kami tidak ingin hal itu karena Anda adalah teroris. Setiap salah satu dari Anda adalah teroris. Saya tidak peduli apa yang Anda katakan. Anda bisa tersenyum pada saya. Anda bisa mengatakan apa pun yang Anda inginkan, tapi setiap Muslim adalah teroris,” katanya, seperti dikutip news.com.au, Selasa (24/11/2015).

Kisah yang dialami Shalaby itu merupakan bagian dari iklim yang berkembang di AS, di mana sentimen anti-Muslim mulai tumbuh sejak terjadi gelombang pengungsi Suriah dan rentetan serangan teror di Paris.

Sepuluh hari lalu, rentetan serangan melanda Paris dan menewaskan 130 orang. Rentetan serangan itu diklaim dilakukan ISIS atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah. Sejak perisitiwa itu, para politikus AS, terutama dari Partai Republik mulai menyuarakan sentimen anti-Muslim.

Para pengungsi Suriah mulai pun dicurigai, terlebih Pemerintah Barack Obama atas tekanan dunia bersedia menampung 10 ribu pengungsi Suriah selama 12 bulan ke depan. Para politikus Partai Republik khawatir para imigran itu berpotensi menjadi teroris yang membahayakan AS.

”Musuh kita sekarang adalah terorisme Islam, dan orang-orang ini datang dari sebuah negara yang penuh dengan teroris Islam,” kata politikus Partai Republik, Peter T. King, pada saat itu. ”Kami tidak ingin situasi lain dari pemboman Boston Marathon.”

Gubernur New Jersey dan calon presiden AS, Chris Christie, mengatakan AS tidak akan menerima pengungsi. ”Bahkan tidak untuk yatim di bawah usia lima tahun,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Louisiana, Bobby Jindal mengatakan kepadaFox News, bahwa dia telah memerintahkan Kepolisian Negara untuk melacak 13 pengungsi Suriah yang telah dikirim ke AS.

Ucapan rasis dan menyakitkan juga sempat dilontarkan calon presiden AS dari Partai Republik, Ben Carson. Dia terang-terangan menyebut pengungsi Suriah sebagai “anjing gila”.

”Jika ada anjing gila yang berjalan di sekitar lingkungan Anda, Anda mungkin tidak akan menganggap sesuatu yang baik tentang anjing itu, dan Anda mungkin akan menempatkan anak-anak Anda keluar dari jalan," kata Carson.

Kemudian, Kamis lalu, DPR AS mengesahkan RUU untuk memblokir penerimaan pengungsi Suriah dan Irak kecuali mereka lulus dari pemeriksaan latar belakang yang ketat. Proses itu, termasuk pemeriksaan latar belakang dan keamanan yang bisa waktu bertahun-tahun.

Meski demikian, Obama telah membela keputusannya dan mengkritik lawan-lawan politiknya yang terkesan anti-pengungsi Suriah. Obama menyebut lawan-lawan politiknya itu sebagai "un-American". ”Yang membanting pintu di wajah mereka dan melawan nilai-nilai kita (konstitusi AS),” kata Obama.

”Orang-orang yang melarikan diri dari Suriah, adalah yang paling dirugikan oleh terorisme, yang paling rentan sebagai akibat dari perang saudara dan perselisihan,” kata Obama pada akhir KTT G20 di Turki beberapa waktu lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7343 seconds (0.1#10.140)