Tembak Jatuh Drone, Iran Gelar Latihan Perang Besar-besaran

Senin, 02 Januari 2023 - 11:01 WIB
loading...
Tembak Jatuh Drone,...
Drone Shahed 171 Iran menjatuhkan bom saat latihan militer di Iran. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Angkatan bersenjata Iran menembak jatuh drone simulasi musuh pada Minggu (1/1/2023) selama latihan militer skala besar.

Seiring memanasnya ketegangan dengan Barat, Iran menggelar latihan perang yang berlangsung dari bagian timur Selat Hormuz hingga ke bagian utara Samudra Hindia.

“Selama latihan, Zolfaghar 1401, sistem pertahanan udara Mersad yang dikembangkan di dalam negeri Iran digunakan untuk mendeteksi, mencegat, dan menargetkan drone tiruan pada Minggu pagi,” ungkap laporan media pemerintah.

“Mersad memiliki jangkauan deteksi 150 kilometer, naik dari 110 kilometer, dengan akurasi operasional yang tajam dan kemampuan mencapai target dalam jarak 40 kilometer,” papar laporan itu mengutip pejabat militer.



Latihan perang besar-besaran dimulai pada Kamis malam dengan tema "kepercayaan diri, kekuatan, dan keamanan berkelanjutan" di tengah meningkatnya ketegangan Iran dengan negara-negara Barat dan Israel.

Pada Sabtu, drone buatan dalam negeri, termasuk Arash, Bavar dan Ababil, digunakan untuk mencapai target simulasi di pantai laut.

Sistem rudal Majid ketinggian rendah, dengan jangkauan operasional 8 kilometer, dan sistem pengendalian tembakan artileri Khatam juga digunakan untuk menargetkan objek simulasi.



Pada saat yang sama, drone pengintai dan tempur, termasuk Mohajer-6, digunakan untuk mensurvei zona perang yang disimulasikan, dan mengumpulkan serta mengirimkan gambar intelijen dan topografi ke pusat komando kontrol bersama.

Mohajer-6 adalah drone taktis dan tempur dengan jangkauan 2.000 kilometer, mampu membawa muatan pengawasan multispectral. Drone itu mampu membawa hingga dua amunisi berpemandu presisi.

Komandan latihan militer Zolfaghar 1401 Laksamana Habibullah Siyari mengatakan pada konferensi pers di sela-sela latihan tahunan bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari kalender tahunan tentara untuk meningkatkan kesiapan tempurnya dan melibatkan pasukan darat dan laut.

Dia menambahkan latihan tersebut berusaha mengirim pesan peringatan kepada entitas ekstra-regional, termasuk Amerika Serikat dan Israel, untuk meninggalkan kawasan itu dan memungkinkan negara-negara kawasan memastikan perdamaian dan keamanan.

Pejabat senior militer itu mengatakan embargo senjata terhadap Iran belum efektif karena negara itu sekarang mampu memproduksi sejumlah besar senjata di dalam negeri.

Yang penting, latihan perang itu dilakukan ketika para pejabat AS telah memperingatkan "alternatif" jika pembicaraan kesepakatan nuklir yang berlarut-larut di Wina gagal.

Kebuntuan dalam pembicaraan, yang berlangsung sejak April 2021, telah mengobarkan ketegangan antara Iran dan Barat, yang semakin diperburuk laporan tentang pasokan drone Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.

Pejabat Iran membantah tuduhan tersebut, meskipun mengakui "sejumlah kecil" drone dikirim ke Moskow "berbulan-bulan sebelum perang" sebagai bagian dari kerja sama pertahanan antara kedua negara.

Beberapa media Barat telah menerbitkan foto-foto "sisa-sisa" drone buatan Iran, Shahed-136 dan Mohajer-6, yang diduga digunakan di Ukraina oleh pasukan Rusia.

Pekan lalu, jenderal militer top Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan Teheran bertekad memperkuat industri drone dan bekerja sama dengan negara lain dalam pembuatan kendaraan udara tak berawak.

Namun, dia berhenti menyebutkan nama negara tertentu yang bekerja sama dengan Teheran dalam mengembangkan UAV.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1351 seconds (0.1#10.140)