Kepala DPR: Senjata Asing yang Dipasok ke Ukraina Dijual di Pasar Gelap, Khususnya Afrika
loading...
A
A
A
DONETSK - Senjata asing yang dipasok ke Ukraina, termasuk sistem anti-tank Javelin, dijual di pasar gelap, khususnya ke Afrika.
Penjabat Kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) Denis Pushilin menjelaskan hal itu dalam wawancara dengan Sputnik.
“Saya belum melihat sesuatu yang baru akhir-akhir ini, tetapi senjata yang terus datang ke Ukraina sekarang dapat dibeli dengan mudah. Dan sekarang Ukraina menjadi salah satu pemasok utama senjata di pasar gelap, di darknet Anda dapat membeli senjata yang dipasok ke Ukraina sebagai bagian dari bantuan dan dukungan negara-negara Barat," ujar Pushilin.
Pelaksana Tugas Kepala DPR itu merinci, senjata itu termasuk Javelin yang katanya kini bisa dengan mudah ditemukan di darknet (jaringan gelap).
“Persenjataan semacam ini juga sedang dikirim dalam jumlah besar ke negara-negara Afrika,” papar Pushilin.
Dia lebih lanjut mencatat kerusakan yang ditimbulkan Ukraina terhadap DPR sudah melebihi 1,3 triliun rubel (USD20,5 miliar).
"Jika kita hanya berbicara tentang perumahan yang hancur, angka sejak 2014 sangat mendekati 1,3 triliun rubel, bahkan lebih. Tapi di sini kita juga perlu memperhitungkan perusahaan yang hancur, di sini kita juga perlu memperhitungkan infrastruktur yang hancur, infrastruktur kritis fasilitas," ungkap Pushilin.
"Kami menghitung dan merekam semuanya, dan setelah kemenangan kami akan mengetahuinya," ujar dia.
Komentar Pushilin datang ketika Pentagon sebelumnya mengindikasikan tidak ada informasi yang kredibel bahwa senjata AS yang dikirim ke Ukraina telah dialihkan ke tempat lain melalui "cara terlarang".
Hingga saat ini, senjata bernilai miliaran dolar telah dikirim ke Ukraina. Konferensi Internasional tentang Ketahanan Sipil menjanjikan bantuan sekitar USD1,1 miliar pada Selasa pagi.
Lihat Juga: Rusia Peringatkan Ancaman Patogen Global Terkait Laboratorium Biologi Pentagon di Afrika
Penjabat Kepala Republik Rakyat Donetsk (DPR) Denis Pushilin menjelaskan hal itu dalam wawancara dengan Sputnik.
“Saya belum melihat sesuatu yang baru akhir-akhir ini, tetapi senjata yang terus datang ke Ukraina sekarang dapat dibeli dengan mudah. Dan sekarang Ukraina menjadi salah satu pemasok utama senjata di pasar gelap, di darknet Anda dapat membeli senjata yang dipasok ke Ukraina sebagai bagian dari bantuan dan dukungan negara-negara Barat," ujar Pushilin.
Pelaksana Tugas Kepala DPR itu merinci, senjata itu termasuk Javelin yang katanya kini bisa dengan mudah ditemukan di darknet (jaringan gelap).
“Persenjataan semacam ini juga sedang dikirim dalam jumlah besar ke negara-negara Afrika,” papar Pushilin.
Dia lebih lanjut mencatat kerusakan yang ditimbulkan Ukraina terhadap DPR sudah melebihi 1,3 triliun rubel (USD20,5 miliar).
"Jika kita hanya berbicara tentang perumahan yang hancur, angka sejak 2014 sangat mendekati 1,3 triliun rubel, bahkan lebih. Tapi di sini kita juga perlu memperhitungkan perusahaan yang hancur, di sini kita juga perlu memperhitungkan infrastruktur yang hancur, infrastruktur kritis fasilitas," ungkap Pushilin.
"Kami menghitung dan merekam semuanya, dan setelah kemenangan kami akan mengetahuinya," ujar dia.
Komentar Pushilin datang ketika Pentagon sebelumnya mengindikasikan tidak ada informasi yang kredibel bahwa senjata AS yang dikirim ke Ukraina telah dialihkan ke tempat lain melalui "cara terlarang".
Hingga saat ini, senjata bernilai miliaran dolar telah dikirim ke Ukraina. Konferensi Internasional tentang Ketahanan Sipil menjanjikan bantuan sekitar USD1,1 miliar pada Selasa pagi.
Lihat Juga: Rusia Peringatkan Ancaman Patogen Global Terkait Laboratorium Biologi Pentagon di Afrika
(sya)