Pentagon: China Tingkatkan Upaya Dekati Negara-negara Timur Tengah
loading...
A
A
A
“Jalan Sutra Digital adalah salah satu cara China mengirimkan teknologinya ke negara lain, yang mereka coba manfaatkan untuk "menyebarkan" standar teknologi mereka sendiri saat mereka mencoba menetapkan standar global untuk teknologi generasi mendatang,” ungkap Pentagon.
Beberapa dari metode ini termasuk investasi China di jaringan 5G, kabel bawah laut, dan pusat data. Ini juga mencakup sistem navigasi satelit, kecerdasan buatan, dan komputasi kuantum untuk penggunaan domestik dan ekspor.
“Ketika kepentingan ekonomi Beijing berkembang di wilayah-wilayah seperti Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Timur Tengah, kami memperkirakan akan melihat peningkatan fokus pada perluasan operasi proyeksi kekuatan secara global,” papar Pentagon.
Pentagon mengatakan China sebagai pemasok senjata terbesar kelima di dunia, menjual senjata konvensional, termasuk drone, kapal selam, kapal permukaan angkatan laut, sistem rudal darat-ke-udara dan jet tempur ke Arab Saudi, Serbia, Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia, Kazakhstan, Irak, dan Pakistan.
“(China) sedang berusaha untuk memperluas logistik luar negeri dan infrastruktur pangkalan untuk memungkinkan (tentara) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh,” ungkap Pentagon.
Laporan Selasa memperingatkan jaringan logistik militer China secara global dapat mengganggu operasi militer AS karena tujuan militer global Beijing terus berkembang.
Militer China telah memiliki basis dukungan di Djibouti dan sedang mempertimbangkan dan merencanakan fasilitas tambahan di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Beberapa negara yang dipertimbangkan antara lain UEA, Pakistan, Kenya, Seychelles, dan lain-lain.
“Terlepas dari upaya China mendiversifikasi pemasok energi, volume minyak dan gas alam yang diimpor dari Afrika dan Timur Tengah akan menjadikan pengamanan rute maritim strategis sebagai prioritas bagi Beijing setidaknya untuk 15 tahun ke depan,” pungkas Pentagon.
Beberapa dari metode ini termasuk investasi China di jaringan 5G, kabel bawah laut, dan pusat data. Ini juga mencakup sistem navigasi satelit, kecerdasan buatan, dan komputasi kuantum untuk penggunaan domestik dan ekspor.
“Ketika kepentingan ekonomi Beijing berkembang di wilayah-wilayah seperti Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Timur Tengah, kami memperkirakan akan melihat peningkatan fokus pada perluasan operasi proyeksi kekuatan secara global,” papar Pentagon.
Pentagon mengatakan China sebagai pemasok senjata terbesar kelima di dunia, menjual senjata konvensional, termasuk drone, kapal selam, kapal permukaan angkatan laut, sistem rudal darat-ke-udara dan jet tempur ke Arab Saudi, Serbia, Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia, Kazakhstan, Irak, dan Pakistan.
“(China) sedang berusaha untuk memperluas logistik luar negeri dan infrastruktur pangkalan untuk memungkinkan (tentara) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh,” ungkap Pentagon.
Laporan Selasa memperingatkan jaringan logistik militer China secara global dapat mengganggu operasi militer AS karena tujuan militer global Beijing terus berkembang.
Militer China telah memiliki basis dukungan di Djibouti dan sedang mempertimbangkan dan merencanakan fasilitas tambahan di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Beberapa negara yang dipertimbangkan antara lain UEA, Pakistan, Kenya, Seychelles, dan lain-lain.
“Terlepas dari upaya China mendiversifikasi pemasok energi, volume minyak dan gas alam yang diimpor dari Afrika dan Timur Tengah akan menjadikan pengamanan rute maritim strategis sebagai prioritas bagi Beijing setidaknya untuk 15 tahun ke depan,” pungkas Pentagon.