Rudal Rusia Hantam Rumah Sakit, Bayi Baru Lahir Jadi Korban
loading...
A
A
A
KIEV - Seorang bayi baru lahir menjadi korban tewas serangan rudal Rusia yang menghantam rumah sakit bersalin di Vilnyansk, Zaporizhzhia sebelah tenggara Ukraina.
Menurut kantor kejaksaan Ukraina, rumah sakit bersalin itu terkena rudal S-300.
“Seorang bayi tewas, seorang wanita dalam proses persalinan dan seorang dokter terluka. Rumah-rumah pribadi juga terkena tembakan musuh," kata kantor kejaksaan.
Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska, mengatakan anak itu baru berusia dua hari. Ia pun tidak bisa menyembunyikan kemarahannya, menyebut serangan Rusia itu hal yang gila.
“Kejahatan RF (Federasi Rusia) gila. Malam ini, rumah sakit bersalin di wilayah Zaporizhzhia menjadi sasaran. Bocah laki-laki berusia 2 hari meninggal…” tweet Zelenska dalam bahasa Inggris.
"Sakit yang mengerikan. Kami tidak akan pernah lupa dan tidak akan pernah memaafkan,” sambungnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (23/11/2022).
Presiden Volodymyr Zelensky juga mengutuk serangan itu.
“Musuh sekali lagi memutuskan untuk mencoba mencapai dengan teror dan pembunuhan apa yang tidak dapat dia capai selama sembilan bulan dan tidak akan dapat dicapai,” katanya, merujuk pada Rusia.
Menurut sebuah pernyataan di Telegram, kantor kejaksaan Ukraina telah memulai penyelidikan pra-persidangan dalam proses pidana atas pelanggaran hukum dan kebiasaan perang, dikombinasikan dengan pembunuhan berencana.
Menurut kantor kejaksaan Ukraina, rumah sakit bersalin itu terkena rudal S-300.
“Seorang bayi tewas, seorang wanita dalam proses persalinan dan seorang dokter terluka. Rumah-rumah pribadi juga terkena tembakan musuh," kata kantor kejaksaan.
Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska, mengatakan anak itu baru berusia dua hari. Ia pun tidak bisa menyembunyikan kemarahannya, menyebut serangan Rusia itu hal yang gila.
“Kejahatan RF (Federasi Rusia) gila. Malam ini, rumah sakit bersalin di wilayah Zaporizhzhia menjadi sasaran. Bocah laki-laki berusia 2 hari meninggal…” tweet Zelenska dalam bahasa Inggris.
"Sakit yang mengerikan. Kami tidak akan pernah lupa dan tidak akan pernah memaafkan,” sambungnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (23/11/2022).
Presiden Volodymyr Zelensky juga mengutuk serangan itu.
“Musuh sekali lagi memutuskan untuk mencoba mencapai dengan teror dan pembunuhan apa yang tidak dapat dia capai selama sembilan bulan dan tidak akan dapat dicapai,” katanya, merujuk pada Rusia.
Menurut sebuah pernyataan di Telegram, kantor kejaksaan Ukraina telah memulai penyelidikan pra-persidangan dalam proses pidana atas pelanggaran hukum dan kebiasaan perang, dikombinasikan dengan pembunuhan berencana.