Sekutu Putin Tuntut 'Perang Skala Penuh' di Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Propagandis terkemuka Rusia yang juka sekutu Presiden Vladimir Putin , Vladimir Solovyov, menuntut agar Moskow meluncurkan "perang skala penuh" di Eropa untuk mendorong mundur NATO dari perbatasan. Tuntutan itu diajukannya setelah pasukan Kremlin mundur dari kota utama Kherson di Ukraina.
Kherson adalah pusat kota terbesar yang ditaklukkan oleh pasukan Putin sejak Kremlin meluncurkan invasi yang dikutuk secara internasional ke Ukraina pada 24 Februari. Kota itu juga satu-satunya Ibu Kota regional yang direbut pasukan Rusia dalam perang, dengan Moskow bersikeras bahwa kota itu akan ada "selamanya."
Meskipun demikian, pada hari Jumat, pasukan Ukraina masuk kembali ke kota setelah tentara Putin mundur. Bendera Ukraina dikibarkan di kota saat penduduk bersorak dan menyambut berakhirnya pendudukan Rusia yang brutal, menunjukkan bahwa klaim Moskow untuk "membebaskan" kota selatan itu jauh dari akurat.
Menanggapi kekalahan tersebut dengan marah, Solovyov berpendapat dalam acaranya bahwa Rusia perlu melipatgandakan upaya perang dan memperluas aksi militernya. Dia mengatakan "perlu" bagi Moskow untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan tentara yang berbeda, menurut klip video dengan teks bahasa Inggris yang dibagikan ke Twitter pada hari Sabtu oleh Francis Scarr dari BBC. Sekutu Putin itu mengatakan militer harus "lebih besar".
Solovyov melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia harus "melancarkan perang skala penuh di wilayah Eropa". Dia menambahkan bahwa tujuan Moskow tidak berubah, meski mengalami kekalahan besar di Kherson. Propaganda Rusia itu berpendapat bahwa tujuannya adalah untuk memindahkan infrastruktur militer NATO kembali ke garis tahun 1998 hingga 1999.
Dia mengeluh tentang "masalah parah", mengatakan bahwa masalah itu harus diatasi dengan respons "tangan besi". Solovyov mengatakan ini termasuk "menembak para pengecut" dan menyadarkan "sampah yang meratap di belakang" seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (13/11/2022).
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kekalahan Putin di Kherson sebagai "hari bersejarah" bagi bangsanya.
"Hari ini adalah hari bersejarah. Kami mengambil kembali Kherson," katanya dalam pesan Telegram Jumat.
"Sampai sekarang, para pembela kami berada di pinggiran kota. Tetapi unit khusus sudah berada di kota," tambahnya, termasuk rekaman video yang menunjukkan pasukan Ukraina disambut oleh penduduk kota itu.
Kherson adalah pusat kota terbesar yang ditaklukkan oleh pasukan Putin sejak Kremlin meluncurkan invasi yang dikutuk secara internasional ke Ukraina pada 24 Februari. Kota itu juga satu-satunya Ibu Kota regional yang direbut pasukan Rusia dalam perang, dengan Moskow bersikeras bahwa kota itu akan ada "selamanya."
Meskipun demikian, pada hari Jumat, pasukan Ukraina masuk kembali ke kota setelah tentara Putin mundur. Bendera Ukraina dikibarkan di kota saat penduduk bersorak dan menyambut berakhirnya pendudukan Rusia yang brutal, menunjukkan bahwa klaim Moskow untuk "membebaskan" kota selatan itu jauh dari akurat.
Menanggapi kekalahan tersebut dengan marah, Solovyov berpendapat dalam acaranya bahwa Rusia perlu melipatgandakan upaya perang dan memperluas aksi militernya. Dia mengatakan "perlu" bagi Moskow untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan tentara yang berbeda, menurut klip video dengan teks bahasa Inggris yang dibagikan ke Twitter pada hari Sabtu oleh Francis Scarr dari BBC. Sekutu Putin itu mengatakan militer harus "lebih besar".
Solovyov melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia harus "melancarkan perang skala penuh di wilayah Eropa". Dia menambahkan bahwa tujuan Moskow tidak berubah, meski mengalami kekalahan besar di Kherson. Propaganda Rusia itu berpendapat bahwa tujuannya adalah untuk memindahkan infrastruktur militer NATO kembali ke garis tahun 1998 hingga 1999.
Dia mengeluh tentang "masalah parah", mengatakan bahwa masalah itu harus diatasi dengan respons "tangan besi". Solovyov mengatakan ini termasuk "menembak para pengecut" dan menyadarkan "sampah yang meratap di belakang" seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (13/11/2022).
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kekalahan Putin di Kherson sebagai "hari bersejarah" bagi bangsanya.
"Hari ini adalah hari bersejarah. Kami mengambil kembali Kherson," katanya dalam pesan Telegram Jumat.
"Sampai sekarang, para pembela kami berada di pinggiran kota. Tetapi unit khusus sudah berada di kota," tambahnya, termasuk rekaman video yang menunjukkan pasukan Ukraina disambut oleh penduduk kota itu.