Sekjen Hizbullah Ingin Lebanon Miliki Presiden yang Menentang AS

Sabtu, 12 November 2022 - 14:31 WIB
loading...
Sekjen Hizbullah Ingin...
Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah menginginkan Lebanon memiliki presiden yang menentang Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Hassan Nasrallah ingin presiden baru Lebanon adalah sosok yang menentang Amerika Serikat (AS).

Komentar Nasrallah disampaikan setelah masa jabatan Michel Aoun sebagai presiden Lebanon berakhir bulan lalu tanpa penerus.

Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa kekosongan presiden yang berkepanjangan akan memperparah kesengsaraan politik dan ekonomi Lebanon.

Negara itu telah diperintah oleh pemerintah sementara dengan kekuasaan terbatas sejak Mei dan terperosok dalam gejolak ekonomi selama tiga tahun.

“Kami menginginkan seorang presiden yang dapat meyakinkan [kelompok] perlawanan [Hizbullah], yang tidak menikam dari belakang,” kata Nasrallah, yang memimpin kelompok pro-Iran tersebut.



"Presiden Lebanon berikutnya tidak boleh takut jika duta besar AS atau pemerintah AS meneriakinya...Dia tidak boleh mulai gemetar dan membuat konsesi," lanjut dia dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip AFP, Sabtu (12/11/2022).

Parlemen Lebanon yang terpecah telah mengadakan lima putaran pemungutan suara sejak September, dengan tidak ada kandidat yang mendapatkan cukup dukungan untuk menggantikan Aoun. Itu terjadi karena Hizbullah dan sekutunya memberikan suara kosong.

Anggota Parlemen, Michel Moawad, telah mengumpulkan suara terbanyak di Parlemen meskipun dia masih jauh dari mendapatkan dukungan yang cukup untuk meraih kursi kepresidenan.

Moawad memiliki hubungan baik dengan Washington dan telah berulang kali meminta Hizbullah—satu-satunya faksi yang menyimpan senjatanya setelah berakhirnya perang saudara Lebanon 1975-1990—untuk dilucuti.

Hizbullah belum secara resmi mendukung seorang kandidat presiden, tetapi Nasrallah telah memperingatkan bahwa presiden Lebanon berikutnya tidak boleh dekat dengan Washington, yang dia tuduh melakukan "campur tangan" di Lebanon.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
AS Mulai Tarik Pasukan...
AS Mulai Tarik Pasukan dari Pangkalan Utama di Dekat Ladang Gas Terbesar Suriah
Qatar Siap Menengahi...
Qatar Siap Menengahi Konflik Rusia dan Ukraina
Trump Tolak Rencana...
Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran, Apa Alasannya?
Bawa 159 Orang, Pesawat...
Bawa 159 Orang, Pesawat United Airlines Terbakar setelah Tabrak Seekor Kelinci
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-1B ke Semenanjung Korea, Korut Sebut Gertakan Sembrono
China kepada AS: Berhenti...
China kepada AS: Berhenti Mengancam dan Memeras!
Rudal China Bisa Tenggelamkan...
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Terkunci saat Siram...
Terkunci saat Siram Tanaman, Perempuan Ini Terjebak di Balkon Apartemen 2 Hari
Rekomendasi
Bukti Terkuat Adanya...
Bukti Terkuat Adanya Kehidupan di Luar Bumi Ditemukan
PLN Icon Plus Perkuat...
PLN Icon Plus Perkuat Sinergi Wujudkan Tema Besar Tahun 2025
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
Berita Terkini
Emir Qatar Tiba di Moskow,...
Emir Qatar Tiba di Moskow, Bertemu Putin Bahas Ukraina dan Timur Tengah
3 jam yang lalu
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
4 jam yang lalu
Balas Perang Tarif Trump,...
Balas Perang Tarif Trump, Presiden China Xi Jinping Galang Kekuatan di ASEAN
5 jam yang lalu
Eks Pejabat Mossad Ungkap...
Eks Pejabat Mossad Ungkap Netanyahu akan Dipaksa Terima Gencatan Senjata Tahap Kedua
5 jam yang lalu
AS Mulai Tarik Pasukan...
AS Mulai Tarik Pasukan dari Pangkalan Utama di Dekat Ladang Gas Terbesar Suriah
6 jam yang lalu
Qatar Siap Menengahi...
Qatar Siap Menengahi Konflik Rusia dan Ukraina
7 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved