Iran Panggil Dubes Norwegia atas Komentar Intervensi Dukung Aksi Protes
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran memanggil duta besar Norwegia untuk Teheran atas komentar "intervensi" oleh presiden parlemen Norwegia untuk mendukung pengunjuk rasa Iran, media pemerintah melaporkan, Senin (7/11/2022).
Masud Gharakhani, seorang politisi Norwegia kelahiran Iran dan presiden parlemen negara itu, menyatakan dukungannya pada protes anti-rezim yang sedang berlangsung di Iran. Hal itu diungkapkan Gharakhani dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi yang berbasis di London Iran International.
“Anda telah berkuasa selama 44 tahun, sudah cukup,” kata Gharakhani dalam sebuah pesan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei selama wawancara, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Iran juga telah memanggil duta besar Norwegia pada bulan September atas “komentar yang mengganggu dan tidak konstruktif tentang urusan dalam negeri Iran” yang dibuat oleh Gharakhani mengenai protes tersebut.
Protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi telah mengguncang Iran sejak 16 September. Aksi protes itu juga mendapat dukungan dari kaum wanita di seluruh penjuru dunia.
Para pengunjuk rasa telah meneriakkan terhadap Khamenei dan menyerukan perubahan rezim. Setidaknya 304 orang telah tewas dalam protes tersebut, menurut kelompok hak asasi manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.
Masud Gharakhani, seorang politisi Norwegia kelahiran Iran dan presiden parlemen negara itu, menyatakan dukungannya pada protes anti-rezim yang sedang berlangsung di Iran. Hal itu diungkapkan Gharakhani dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi yang berbasis di London Iran International.
“Anda telah berkuasa selama 44 tahun, sudah cukup,” kata Gharakhani dalam sebuah pesan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei selama wawancara, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Iran juga telah memanggil duta besar Norwegia pada bulan September atas “komentar yang mengganggu dan tidak konstruktif tentang urusan dalam negeri Iran” yang dibuat oleh Gharakhani mengenai protes tersebut.
Protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi telah mengguncang Iran sejak 16 September. Aksi protes itu juga mendapat dukungan dari kaum wanita di seluruh penjuru dunia.
Para pengunjuk rasa telah meneriakkan terhadap Khamenei dan menyerukan perubahan rezim. Setidaknya 304 orang telah tewas dalam protes tersebut, menurut kelompok hak asasi manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.
(esn)