Perbandingan Antara Bom Nuklir Rusia dan Amerika, Lebih Unggul Mana?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Rusia , keduanya merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Senjata tersebut jadi ancaman bagi umat manusia dan kedua negara tersebut masih akan membuat lebih banyak senjata nuklir.
Perlombaan senjata nuklir sendiri merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet. Selama beberapa dekade, kedua pihak telah menandatangani berbagai perjanjian pengendalian senjata sebagai sarana untuk mengelola persaingan mereka dan membatasi resiko perang nuklir.
Namun, beberapa celah telah muncul kembali dalam hubungan AS-Rusia di beberapa tahun terakhir, yang kemudian meningkatkan kembali persaingan dan perlombaan senjata nuklir antar keduanya.
Federasi Ilmuwan Amerika menjelaskan bahwa Rusia memiliki total inventaris hulu ledak nuklir sebanyak 5.977. Besaran ini pun menjadikan Rusia sebagai yang terbesar di dunia.
Persenjataan Rusia ini juga mencakup sekitar 4.447 hulu ledak, yang mana sekitar 1.588 diantaranya dikelola dalam bentuk rudal balistik serta pangkalan pesawat pengebom.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa ada sekitar 977 hulu ledak strategis bersama 1.912 hulu ledak non-strategis yang disimpan sebagai cadangan.
Namun, para ahli mengatakan bahwa jumlah asli yang dimiliki Rusia tidak diketahui secara pasti, mengingat kerahasiaan seputar strategi dan keamanan negara tersebut yang cukup ketat.
Sedangkan untuk Amerika Serikat, negara tersebut secara total mempunyai sekitar 5.428 hulu ledak nuklir. Dari angka tersebut, sekitar 3.708 beroperasi dan sisanya dimaksudkan untuk dibongkar terlebih dahulu.
Negara-negara lain membeli atau mengembangkan rudal baru mereka sendiri, hal tersebut didorong oleh masalah keamanan dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok lain.
Sebelum dekade ini berakhir, khususnya Asia akan dipenuhi dengan rudal konvensional yang terbang lebih jauh dan lebih cepat, menghantam lebih keras, dan akan lebih canggih dari sebelumnya.
China memproduksi secara massal DF-26 - senjata multiguna dengan jangkauan hingga 4.000 km (2.485 mil). Taiwan dan Jepang juga meningkatkan kemampuan rudal mereka, serta sistem pertahanan yang dirancang untuk melawan ancaman rudal.
Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan sembilan negara memiliki sekitar 12.700 hulu ledak pada awal 2022.
MG/Vadma Gempita
Sumber:
https://news.sky.com/story/what-nuclear-weapons-does-russia-have-what-damage-could-they-cause-and-could-they-reach-the-uk-12554087
https://www.cfr.org/timeline/us-russia-nuclear-arms-control
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Perlombaan senjata nuklir sendiri merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet. Selama beberapa dekade, kedua pihak telah menandatangani berbagai perjanjian pengendalian senjata sebagai sarana untuk mengelola persaingan mereka dan membatasi resiko perang nuklir.
Namun, beberapa celah telah muncul kembali dalam hubungan AS-Rusia di beberapa tahun terakhir, yang kemudian meningkatkan kembali persaingan dan perlombaan senjata nuklir antar keduanya.
Federasi Ilmuwan Amerika menjelaskan bahwa Rusia memiliki total inventaris hulu ledak nuklir sebanyak 5.977. Besaran ini pun menjadikan Rusia sebagai yang terbesar di dunia.
Persenjataan Rusia ini juga mencakup sekitar 4.447 hulu ledak, yang mana sekitar 1.588 diantaranya dikelola dalam bentuk rudal balistik serta pangkalan pesawat pengebom.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa ada sekitar 977 hulu ledak strategis bersama 1.912 hulu ledak non-strategis yang disimpan sebagai cadangan.
Namun, para ahli mengatakan bahwa jumlah asli yang dimiliki Rusia tidak diketahui secara pasti, mengingat kerahasiaan seputar strategi dan keamanan negara tersebut yang cukup ketat.
Sedangkan untuk Amerika Serikat, negara tersebut secara total mempunyai sekitar 5.428 hulu ledak nuklir. Dari angka tersebut, sekitar 3.708 beroperasi dan sisanya dimaksudkan untuk dibongkar terlebih dahulu.
Negara-negara lain membeli atau mengembangkan rudal baru mereka sendiri, hal tersebut didorong oleh masalah keamanan dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok lain.
Sebelum dekade ini berakhir, khususnya Asia akan dipenuhi dengan rudal konvensional yang terbang lebih jauh dan lebih cepat, menghantam lebih keras, dan akan lebih canggih dari sebelumnya.
China memproduksi secara massal DF-26 - senjata multiguna dengan jangkauan hingga 4.000 km (2.485 mil). Taiwan dan Jepang juga meningkatkan kemampuan rudal mereka, serta sistem pertahanan yang dirancang untuk melawan ancaman rudal.
Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan sembilan negara memiliki sekitar 12.700 hulu ledak pada awal 2022.
MG/Vadma Gempita
Sumber:
https://news.sky.com/story/what-nuclear-weapons-does-russia-have-what-damage-could-they-cause-and-could-they-reach-the-uk-12554087
https://www.cfr.org/timeline/us-russia-nuclear-arms-control
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(esn)