Putin Sebut Senjata yang Dikirim ke Ukraina Muncul di Pasar Gelap

Kamis, 27 Oktober 2022 - 04:14 WIB
loading...
Putin Sebut Senjata yang Dikirim ke Ukraina Muncul di Pasar Gelap
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut senjata Barat yang dikirim ke Ukraina muncul di pasar gelap. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan senjata Barat yang mengalir ke Ukraina mulai masuk ke pasar gelap. Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan dengan kepala keamanan dan layanan khusus negara-negara Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS).

Pemimpin Rusia itu meminta para peserta pertemuan untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya anti-terorisme dan mencatat bahwa ada “tantangan serius” yang ditimbulkan oleh pasar senjata gelap yang muncul di Ukraina.

Putin mengklaim bahwa “kelompok kriminal lintas batas” secara aktif terlibat dalam penyelundupan senjata ke wilayah lain dan itu bukan hanya senjata api kecil.

“Ada risiko terus-menerus para penjahat mendapatkan senjata yang lebih kuat, termasuk sistem pertahanan udara portabel dan senjata presisi,” ujarnya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (27/10/2022).



Pernyataan presiden Rusia ini muncul setelah perwakilan tetap Moskow untuk PBB, Vassily Nebenzia, bulan lalu memperingatkan bahwa pejabat Ukraina yang korup telah membangun saluran untuk mengirimkan senjata yang dipasok Barat ke pasar gelap global.

Sementara itu, pejabat tinggi militer Barat telah mengakui bahwa hampir tidak mungkin untuk secara efektif melacak di mana senjata bernilai miliaran dolar yang dikirim ke Ukraina itu sebenarnya berakhir. Inspektur Jenderal Pentagon Sean O'Donnell mengatakan kepada Bloomberg pada bulan Agustus bahwa hampir tidak ada ketelitian karena Ukraina masih menggunakan kertas "tanda terima" untuk melacak senjata yang dipasok.

CBS News juga melaporkan bahwa sekitar 70% senjata yang dipasok ke Ukraina tidak pernah sampai ke garis depan karena mereka harus melewati jaringan penguasa kekuasaan, oligarki, dan pemain politik.



“Benar-benar tidak ada informasi ke mana mereka pergi sama sekali,” Donatella Rovera, penasihat krisis senior Amnesty International mengatakan kepada outlet tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1284 seconds (0.1#10.140)