5 Negara yang Membayar Warganya untuk Memiliki Momongan

Jum'at, 30 September 2022 - 01:15 WIB
loading...
5 Negara yang Membayar...
5 Negara yang Membayar Warganya untuk Memiliki Momongan. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Bagi pasangan suami istri , pastinya memiliki keturunan atau anak adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Kehadiran sang buah hati akan mampu melengkapi kebahagiaan bagi sepasang suami-istri.

Di Indonesia ada istilah semakin banyak anak, akan semakin besar rezeki yang akan didapat. Tetapi, di beberapa negara, ada cukup banyak pasutri yang sah tidak ingin memiliki anak.

Karenanya, pemerintah sejumlah negara sampai merasa perlu menyiapkan tunjangan khusus bagi setiap pasangan yang berniat memiliki momongan. Berikut adalah negara yang membayar setiap warganya yang berniat memiliki momongan:



1. Italia
Negara yang terletak di benua Eropa ini memiliki kebijakan membayar warganya yang berniat memiliki momongan. Italia memiliki masalah angka kelahiran yang rendah. Untuk itu dirasa perlu memberikan tunjangan bagi pasutri yang memiliki momongan.

Sebuah provinsi Bernama Bolzano di Italia membayar para pasangan suami istri baru sebesar EUR200 atau setara dengan Rp 3,5 juta. Uang yang akan diterima ini, akan di transfer pada rekening sang ibu setiap bulannya sampai anak lulus SMA.

2. Finlandia
Intensif finansial untuk memiliki anak semakin muncul sebagai respons terhadap angka tingkat kelahiran yang rendah di Finlandia. Sebagai negara yang menjunjung tinggi pendidikan, tidak banyak anak yang pergi ke sekolah karena angka kelahiran yang semakin merosot.

Pemerintah Finlandia khususnya di kota Lestijarvi memberikan tunjangan bagi orang tua baru sebesar EUR10 ribu atau setara dengan Rp155 juta bagi pasangan yang dapat menghasilkan 1 anak dalam jangka waktu 1 tahun. Tunjangan ini dibayarkan dalam kurun waktu 10 tahun.



3. Estonia
Sama seperti halnya dengan Italia, Estonia merupaan negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Angka kelahiran di Estonia kian menurun dan merupakan masalah yang mengkhawatirkan, dikarenakan jumlah penduduk lansia yang tinggi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2469 seconds (0.1#10.140)