Mengapa ISIS Tidak Berani Menyerang Israel? Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Negara Islam (ISIS) adalah organisasi teroris terstruktur yang mulai muncul di Irak sekitar tahun 2004. Pada Januari 2016, ISIS memberikan usulan kepada para pengikutnya untuk memerangi seluruh umat Islam beraliran Syiah yang ada di Timur Tengah.
Karena ISIS mengklaim mengusung aliran Sunni, gerakan itu sangat memerangi Syiah. Mereka bahkan kerap merendahkan Syiah dengan mengatakannya sebagai kafir.
Kelompok ini berhasil menyergap konvoi pasukan rezim Suriah pada Februari 2021 dan menyebabkan 26 orang tewas. Penyergapan itu terjadi pda dini hari, ketika pasukan rezim tersebut tengah mencari gerilyawan yang terlibat dalam beberapa rangakaian serangan.
Selain menimbulkan korban jiwa dari pihak rezim, ada 11 militan ISIS yang juga dikabarkan meregang nyawa akibat peristiwa ini.
Setahun setelahnya, ISIS juga terlibat bentrok dengan Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF).
Sebanyak 25 orang dinyatakan tewas akibat bentrokan mengerikan yang berawal dari penyerangan ISIS terhadap penjara yang menampung anggotanya.
Sementara itu, kelompok ini juga mengaku sebagai dalang aksi teror di beberapa negara, termasuk Indonesia. Serangan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada 2016, misalnya.
Kejadian mengerikan itu menewaskan 8 orang dan belasan lainnya luka-luka, tak terkecuali anggota polisi.
Namun, mengapa ISIS tidak menyerang Israel? Mengutip laman Times of Israel, ISIS beranggapan Palestina tidak boleh mendapat perlakuan istimewa.
“Jika kita melihat realitas dunia saat ini, kita akan menemukan dunia ini sepenuhnya diatur oleh kemusyrikan dan hukum-hukumnya, kecuali wilayah di mana Allah memungkinkan negara Islam untuk mendirikan agama. Oleh karena itu, jihad di Palestina sama dengan jihad di tempat lain,” bunyi artikel keluaran ISIS, sebagaimana dilansir Times of Israel pada 24 Maret 2016.
Menurut ISIS, ada tempat atau negara lain yang lebih diutamakan sebagai lokasi berjihad. Tempat itu adalah negara Arab yang diperintah oleh tiran.
Masih merunut informasi Times of Israel, ISIS beranggapan 2 kota suci di Arab Saudi, Mekah dan Madinah, wajib segera diselamatkan dari Kerajaan Saudi.
Meskipun demikian, pemerintah Israel tetap memperingatkan jika suatu saat ISIS mengalihkan perhatiannya ke Israel.
Karena ISIS mengklaim mengusung aliran Sunni, gerakan itu sangat memerangi Syiah. Mereka bahkan kerap merendahkan Syiah dengan mengatakannya sebagai kafir.
Kelompok ini berhasil menyergap konvoi pasukan rezim Suriah pada Februari 2021 dan menyebabkan 26 orang tewas. Penyergapan itu terjadi pda dini hari, ketika pasukan rezim tersebut tengah mencari gerilyawan yang terlibat dalam beberapa rangakaian serangan.
Selain menimbulkan korban jiwa dari pihak rezim, ada 11 militan ISIS yang juga dikabarkan meregang nyawa akibat peristiwa ini.
Setahun setelahnya, ISIS juga terlibat bentrok dengan Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF).
Sebanyak 25 orang dinyatakan tewas akibat bentrokan mengerikan yang berawal dari penyerangan ISIS terhadap penjara yang menampung anggotanya.
Sementara itu, kelompok ini juga mengaku sebagai dalang aksi teror di beberapa negara, termasuk Indonesia. Serangan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada 2016, misalnya.
Kejadian mengerikan itu menewaskan 8 orang dan belasan lainnya luka-luka, tak terkecuali anggota polisi.
Namun, mengapa ISIS tidak menyerang Israel? Mengutip laman Times of Israel, ISIS beranggapan Palestina tidak boleh mendapat perlakuan istimewa.
“Jika kita melihat realitas dunia saat ini, kita akan menemukan dunia ini sepenuhnya diatur oleh kemusyrikan dan hukum-hukumnya, kecuali wilayah di mana Allah memungkinkan negara Islam untuk mendirikan agama. Oleh karena itu, jihad di Palestina sama dengan jihad di tempat lain,” bunyi artikel keluaran ISIS, sebagaimana dilansir Times of Israel pada 24 Maret 2016.
Menurut ISIS, ada tempat atau negara lain yang lebih diutamakan sebagai lokasi berjihad. Tempat itu adalah negara Arab yang diperintah oleh tiran.
Masih merunut informasi Times of Israel, ISIS beranggapan 2 kota suci di Arab Saudi, Mekah dan Madinah, wajib segera diselamatkan dari Kerajaan Saudi.
Meskipun demikian, pemerintah Israel tetap memperingatkan jika suatu saat ISIS mengalihkan perhatiannya ke Israel.
(sya)