Profil Mariia, Komandan Perempuan Tentara Ukraina di Donbas

JAKARTA - Konflik antara Ukraina dan Rusia melahirkan perpecahan. Invasi dari Rusia semakin panas akibat serangan-serangan yang dilakukan. Banyak tentara yang turun ke lapangan untuk membela negara masing-masing. Di tengah perang yang panas, terdapat satu sosok wanita yang ikut berjuang di garis depan.

Menjadi komandan peleton pasukan Ukraina, Mariia memimpin pasukannya dalam bergerilya menghadapi pasukan Rusia. Di tengah invasi Rusia atas Donbass, Mariia bertugas di garis depan mempertahankan kawasan itu. Selayaknya seorang pemimpin, komandan wanita ini juga memastikan semangat tempur pasukannya tetap membara.



Sebelum menjadi tentara, Mariia sempat menjalani profesi sebagai pengacara selama 10 tahun. Dia bergabung di dunia militer sejak melahirkan putrinya, tepatnya pada tahun 2018. Mimpinya menjadi tentara rupanya sudah tertanam sejak kecil.

Mariia tidak menyebutkan tentang keluarganya lebih banyak karena alasan keamanan. Dia hanya mengatakan bahwa sang suami sedang berjuang di “titik panas”.

Wanita berusia 41 tahun itu dipercaya sebagai komandan pleton Donbass yang melindungi wilayah Donbass dari serangan sengit Rusia. Namun, dia tidak mengajak wanita lain untuk mengikuti jejaknya. Baginya, akan lebih baik jika semakin banyak pria dalam tentara. Akan tetapi, jika terdapat para wanita yang mempunyai keinginan dan minat dalam dunia militer, mereka dapat bergabung. Menurut Mariia, hal itu merupakan langkah yang bagus karena dapat memotivasi para pria untuk ikut bergabung juga.