PM Hongaria Tawarkan Strategi Baru Akhiri Perang Rusia Ukraina
loading...
A
A
A
BUDAPEST - Perdana Menteri Hongaria , Victor Orban, menyerukan strategi baru untuk mengakhiri perang di Ukraina . Menurutnya hanya negosiasi langsung antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) yang dapat membawa perdamaian.
“Karena Rusia menginginkan jaminan keamanan, perang ini hanya dapat diakhiri dengan pembicaraan damai antara Rusia dan Amerika,” kata Orban dalam pidatonya seperti dikutip dari New York Post, Minggu (24/7/2022).
Pada hari ke-150 pertempuran setelah invasi Vladimir Putin pada 24 Februari, Orban berpendapat bahwa kemenangan militer Ukraina tidak mungkin, “cukup hanya karena tentara Rusia memiliki dominasi asimetris.”
Ia juga mengatakan sanksi Barat gagal menahan agresi Rusia dan lebih buruk lagi memicu lonjakan harga energi yang membuat Eropa di ambang resesi dan menyebabkan beberapa pemerintahan di benua itu, termasuk Italia dan Inggris, runtuh “seperti domino.”
“Kami duduk di dalam mobil yang keempat bannya bocor,” kata Orban. “Sangat jelas bahwa perang tidak dapat dimenangkan dengan cara ini,” imbuhnya.
Pemimpin Hongaria itu menegaskan kembali bahwa negaranya – yang merupakan anggota NATO – tidak akan terlibat dalam perang.
Orban, yang negaranya terkurung daratan mendapat lebih dari 60% minyaknya dari Rusia, telah memblokir sanksi Uni Eropa yang akan menghentikan semua penjualan energi Rusia ke Eropa.
Sebelumnya, Orban memperingatkan konflik Rusia-Ukraina dapat mengakhiri dominasi Barat dan menggeser keseimbangan kekuatan di dunia.
Orban berpendapat keputusan menjatuhkan sanksi pada Moskow dan memasok senjata berat ke Kiev secara de facto mengubah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO menjadi peserta dalam konflik, tetapi pada akhirnya tidak membuahkan hasil.
“Karena Rusia menginginkan jaminan keamanan, perang ini hanya dapat diakhiri dengan pembicaraan damai antara Rusia dan Amerika,” kata Orban dalam pidatonya seperti dikutip dari New York Post, Minggu (24/7/2022).
Pada hari ke-150 pertempuran setelah invasi Vladimir Putin pada 24 Februari, Orban berpendapat bahwa kemenangan militer Ukraina tidak mungkin, “cukup hanya karena tentara Rusia memiliki dominasi asimetris.”
Ia juga mengatakan sanksi Barat gagal menahan agresi Rusia dan lebih buruk lagi memicu lonjakan harga energi yang membuat Eropa di ambang resesi dan menyebabkan beberapa pemerintahan di benua itu, termasuk Italia dan Inggris, runtuh “seperti domino.”
“Kami duduk di dalam mobil yang keempat bannya bocor,” kata Orban. “Sangat jelas bahwa perang tidak dapat dimenangkan dengan cara ini,” imbuhnya.
Pemimpin Hongaria itu menegaskan kembali bahwa negaranya – yang merupakan anggota NATO – tidak akan terlibat dalam perang.
Baca Juga
Orban, yang negaranya terkurung daratan mendapat lebih dari 60% minyaknya dari Rusia, telah memblokir sanksi Uni Eropa yang akan menghentikan semua penjualan energi Rusia ke Eropa.
Sebelumnya, Orban memperingatkan konflik Rusia-Ukraina dapat mengakhiri dominasi Barat dan menggeser keseimbangan kekuatan di dunia.
Orban berpendapat keputusan menjatuhkan sanksi pada Moskow dan memasok senjata berat ke Kiev secara de facto mengubah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO menjadi peserta dalam konflik, tetapi pada akhirnya tidak membuahkan hasil.
(ian)