Putin Prediksi Perubahan Revolusioner Makin Dekat, Bersiap-siaplah!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Era baru dalam sejarah dunia semakin dekat dan hanya negara-negara “yang benar-benar berdaulat” yang akan dapat berhasil dalam lingkungan yang berubah.
Prediksi itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (20/7/2022).
Berbicara di forum bisnis, Putin mengklaim, “Perubahan yang benar-benar revolusioner, besar akan mengarah pada penciptaan tatanan dunia baru yang harmonis, lebih adil, dan lebih berfokus pada masyarakat dan aman.”
“Dalam era baru ini, hanya negara yang benar-benar berdaulat yang dapat memastikan dinamika pertumbuhan yang tinggi,” tutur dia.
Istilah “kedaulatan” menurut presiden Rusia berarti, "Kebebasan pembangunan nasional, dan dengan demikian setiap orang secara individu, serta kelangsungan teknologi, budaya, intelektual, pendidikan negara dan bertanggung jawab, aktif dan berpikiran nasional, masyarakat sipil yang berorientasi nasional.”
“Negara seperti itu, akan menjadi contoh bagi orang lain dalam hal standar dan kualitas hidup masyarakat, perlindungan nilai-nilai tradisional dan cita-cita humanistik yang tinggi,” ungkap dia.
Dunia semacam ini sangat kontras dengan tatanan dunia unipolar yang didominasi Barat, yang menurut pendapat Putin, “Menjadi rem bagi perkembangan peradaban kita.”
Dia menuduh Barat sebagai "rasis dan neo-kolonial.”
Menurut Putin, Barat ideologinya "menjadi semakin seperti totalitarianisme."
Presiden berpendapat, meskipun ada upaya oleh elit Barat untuk melestarikan tatanan dunia yang ada, perubahan itu “tidak dapat diubah.”
Putin telah lama mengungkapkan akhir dari dunia “unipolar”. Dalam pidato Konferensi Keamanan Munich 2007 yang terkenal, presiden Rusia mengatakan, “Dunia unipolar yang telah diusulkan setelah Perang Dingin tidak terjadi.”
Dia menjelaskan dunia “satu tuan, satu penguasa” tidak hanya merusak semua orang di dalam sistem, tetapi juga bagi penguasa itu sendiri.
Putin menuduh Amerika Serikat (AS) mengabaikan "prinsip-prinsip dasar hukum internasional" dan menekankan "tindakan sepihak dan seringkali tidak sah" tidak pernah menyelesaikan masalah apa pun.
Pada Mei, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan harapan bahwa serangan militer negaranya di Ukraina, ketika selesai, akan memaksa negara-negara Barat “untuk berhenti mempromosikan apa yang disebut dunia unipolar di bawah dominasi Amerika Serikat dan sekutunya.”
Gagasan tentang dunia "multipolar" yang baru juga telah didiskusikan di Barat, paling baru oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Namun, setelah serangan Moskow di Ukraina, Barat menyatakan niatnya untuk "mengisolasi" Rusia dan menjatuhkan sanksi keras padanya.
Rusia memandang tindakan ini sebagai manifestasi lain dari upaya Barat untuk “menahannya” dan mempertahankan tatanan dunia yang ada.
Prediksi itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (20/7/2022).
Berbicara di forum bisnis, Putin mengklaim, “Perubahan yang benar-benar revolusioner, besar akan mengarah pada penciptaan tatanan dunia baru yang harmonis, lebih adil, dan lebih berfokus pada masyarakat dan aman.”
“Dalam era baru ini, hanya negara yang benar-benar berdaulat yang dapat memastikan dinamika pertumbuhan yang tinggi,” tutur dia.
Istilah “kedaulatan” menurut presiden Rusia berarti, "Kebebasan pembangunan nasional, dan dengan demikian setiap orang secara individu, serta kelangsungan teknologi, budaya, intelektual, pendidikan negara dan bertanggung jawab, aktif dan berpikiran nasional, masyarakat sipil yang berorientasi nasional.”
“Negara seperti itu, akan menjadi contoh bagi orang lain dalam hal standar dan kualitas hidup masyarakat, perlindungan nilai-nilai tradisional dan cita-cita humanistik yang tinggi,” ungkap dia.
Dunia semacam ini sangat kontras dengan tatanan dunia unipolar yang didominasi Barat, yang menurut pendapat Putin, “Menjadi rem bagi perkembangan peradaban kita.”
Dia menuduh Barat sebagai "rasis dan neo-kolonial.”
Menurut Putin, Barat ideologinya "menjadi semakin seperti totalitarianisme."
Presiden berpendapat, meskipun ada upaya oleh elit Barat untuk melestarikan tatanan dunia yang ada, perubahan itu “tidak dapat diubah.”
Putin telah lama mengungkapkan akhir dari dunia “unipolar”. Dalam pidato Konferensi Keamanan Munich 2007 yang terkenal, presiden Rusia mengatakan, “Dunia unipolar yang telah diusulkan setelah Perang Dingin tidak terjadi.”
Dia menjelaskan dunia “satu tuan, satu penguasa” tidak hanya merusak semua orang di dalam sistem, tetapi juga bagi penguasa itu sendiri.
Putin menuduh Amerika Serikat (AS) mengabaikan "prinsip-prinsip dasar hukum internasional" dan menekankan "tindakan sepihak dan seringkali tidak sah" tidak pernah menyelesaikan masalah apa pun.
Pada Mei, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan harapan bahwa serangan militer negaranya di Ukraina, ketika selesai, akan memaksa negara-negara Barat “untuk berhenti mempromosikan apa yang disebut dunia unipolar di bawah dominasi Amerika Serikat dan sekutunya.”
Gagasan tentang dunia "multipolar" yang baru juga telah didiskusikan di Barat, paling baru oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Namun, setelah serangan Moskow di Ukraina, Barat menyatakan niatnya untuk "mengisolasi" Rusia dan menjatuhkan sanksi keras padanya.
Rusia memandang tindakan ini sebagai manifestasi lain dari upaya Barat untuk “menahannya” dan mempertahankan tatanan dunia yang ada.
(sya)