Kremlin: Dua WN AS yang Ditangkap di Donbass Tak Dilindungi Konvensi Jenewa

Rabu, 22 Juni 2022 - 07:34 WIB
loading...
Kremlin: Dua WN AS yang Ditangkap di Donbass Tak Dilindungi Konvensi Jenewa
Kremlin: Dua WN AS yang Ditangkap di Donbass Tak Dilindungi Konvensi Jenewa. FOTO/WION
A A A
MOSKOW - Dua warga Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini ditangkap di Donbass dituduh sebagai tentara bayaran dan oleh karena itu tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Hal itu diungkapkan juru bicara Kremlin , Dmitry Peskov, Selasa (21/6/2022).

“Kita berbicara tentang tentara bayaran yang mengancam nyawa prajurit kita. Dan, bukan hanya milik kita tetapi juga prajurit Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk. Tentara bayaran persis seperti yang dituduhkan kepada mereka,” kata Peskov.



Pejabat Kremlin itu menekankan, bahwa "ruang lingkup Konvensi Jenewa tidak dan tidak dapat melibatkan mereka". Ia juga menambahkan, bahwa tindakan warga Amerika yang ditangkap "harus diselidiki dan mereka harus dibawa ke pengadilan."

Meski begitu, dia tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa pengadilan akan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka.

"Kami tidak dapat mengecualikan apa pun karena ini adalah keputusan pengadilan. Kami tidak pernah mengomentari mereka dan terlebih lagi, kami tidak memiliki hak untuk campur tangan dalam keputusan pengadilan," jelas Peskov, seperti dikutip dari TASS.



Peskov tidak menjawab pertanyaan tentang keberadaan dua warga AS itu. "Tidak, saya tidak bisa menentukan. Saya tidak punya informasi tentang lokasi mereka," katanya.

Pekan lalu, Daily Telegraph Inggris melaporkan bahwa dua mantan prajurit AS, Alexander Drueke yang berusia 39 tahun dan Andy Huynh yang berusia 27 tahun, ditangkap di dekat Kharkov. Pada 16 Juni, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington siap melakukan kontak dengan Moskow terkait warga AS yang ditahan di dekat Kharkov yang datang ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran.

Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali rekomendasi kuatnya kepada warga AS untuk tidak mengunjungi Ukraina.



Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang "yang telah menderita pelecehan. dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Sebagai repsons, AS dan sekutunya mengumumkan pengenalan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dan meningkatkan pengiriman senjata ke Kiev. Arus senjata dari Barat ke Ukraina terus mengalir seiring pertempuran yang memasuki bulan ke empat.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1698 seconds (0.1#10.140)