Mahasiswa Indonesia di Rusia Siasati Beragam Kendala akibat Sanksi Barat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Faiz Arsyad, mahasiswa asal Bekasi yang tengah menjalani pendidikan Master (S2) di Rusia berbagi pengalamannya di tengah invansi Rusia terhadap Ukraina yang masih berlanjut.
Menurut Faiz, situasi serta kondisi di Rusia saat ini masih aman terkendali. Ia masih bisa melakukan segala aktivitas seperti biasa, seperti kuliah, berorganisasi, belanja, dan bekerja.
“Jadi kalau untuk kondisi keamanan sebenarnya masih aman-aman saja bahkan di perbatasan Ukraina pun sebenarnya aman. Pemerintah menerapkan kebijakan yang terbukti dapat menstabilkan kondisi keamanan Negara,” ujar Faiz pada SINDOnews.
Dia menambahkan, “Untuk perkuliahan pun sejauh ini masih berlangsung seperti biasa, masih belajar, mendapatkan tugas, dan kerja kelompok. Hanya saja, dosen disini selalu mengingatkan untuk selalu berhati-hati di mana pun berada, karena tidak ada yang tau nanti akan seperti apa.”
Mahasiswa yang berkuliah di HSE University Moskow, Jurusan Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Ekonomi ini, mengatakan dampak yang dirasakan masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Rusia adalah kenaikan harga.
Beragam bank yang berada di Rusia juga tidak bisa digunakan karena adanya sanksi yang diberikan.
“Dampak yang saya rasakan sebagai mahasiswa tentunya adalah kenaikan harga, sebagai contoh misalnya minyak 1 liter, dulu masih bisa didapatkan dengan harga 74 rubel, sekarang harganya sudah menjadi lebih dari 100 rubel. Kedua, kesulitan dalam mengambil uang dikarenakan layanan Kartu ATM berlogo Mastercard dan Visa tidak bisa digunakan lagi di Rusia,” papar Faiz.
Faiz, mengungkapkan dirinya kebingungan untuk bisa mendapatkan sejumlah uang yang diperlukan guna mencukupi kebutuhan pribadi di Rusia karena sistem ATM terkena sanksi.
Menurut Faiz, situasi serta kondisi di Rusia saat ini masih aman terkendali. Ia masih bisa melakukan segala aktivitas seperti biasa, seperti kuliah, berorganisasi, belanja, dan bekerja.
“Jadi kalau untuk kondisi keamanan sebenarnya masih aman-aman saja bahkan di perbatasan Ukraina pun sebenarnya aman. Pemerintah menerapkan kebijakan yang terbukti dapat menstabilkan kondisi keamanan Negara,” ujar Faiz pada SINDOnews.
Dia menambahkan, “Untuk perkuliahan pun sejauh ini masih berlangsung seperti biasa, masih belajar, mendapatkan tugas, dan kerja kelompok. Hanya saja, dosen disini selalu mengingatkan untuk selalu berhati-hati di mana pun berada, karena tidak ada yang tau nanti akan seperti apa.”
Mahasiswa yang berkuliah di HSE University Moskow, Jurusan Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Ekonomi ini, mengatakan dampak yang dirasakan masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Rusia adalah kenaikan harga.
Beragam bank yang berada di Rusia juga tidak bisa digunakan karena adanya sanksi yang diberikan.
“Dampak yang saya rasakan sebagai mahasiswa tentunya adalah kenaikan harga, sebagai contoh misalnya minyak 1 liter, dulu masih bisa didapatkan dengan harga 74 rubel, sekarang harganya sudah menjadi lebih dari 100 rubel. Kedua, kesulitan dalam mengambil uang dikarenakan layanan Kartu ATM berlogo Mastercard dan Visa tidak bisa digunakan lagi di Rusia,” papar Faiz.
Faiz, mengungkapkan dirinya kebingungan untuk bisa mendapatkan sejumlah uang yang diperlukan guna mencukupi kebutuhan pribadi di Rusia karena sistem ATM terkena sanksi.