Komandan Ukraina di Mariupol Akui di Ambang Kalah dari Rusia: Ini Hari-hari Terakhir
loading...
A
A
A
MARIUPOL - Pasukan Ukraina di Mariupol mengaku sudah di ambang kalah dalam perangnya melawan pasukan Rusia . Komandannya merasa saat ini adalah hari-hari terakhir, dan dia meminta bantuan kepada para pemimpin dunia.
"Pasukan mungkin menghadapi hari-hari terakhir kita, jika tidak berjam-jam", kata Serhiy Volyna, komandan dari Brigade Marinir Terpisah ke-36 Ukraina dalam sebuah posting di Facebook pada Rabu pagi.
Komentar itu muncul ketika Rusia mengeluarkan ultimatum baru kepada para tentara yang bertahan di dalam pabrik baja di kota yang terkepung tersebut.
"Musuh melebihi jumlah kita 10 banding satu,” ujar Volyna.
Ratusan warga sipil diyakini berlindung di ruang bawah tanah pabrik Azovstal yang terkepung, sebuah pabrik besar dengan terowongan bawah tanah.
Menurut informasi Rusia, sekitar 2.500 tentara Ukraina dan 400 tentara bayaran asing bersembunyi di pabrik baja, sementara laporan Ukraina mengatakan sekitar 1.000 warga sipil mencari perlindungan di sana.
Tidak mungkin untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh kedua belah pihak secara independen mengingat skala pertempuran dan kurangnya komunikasi di Mariupol, yang pelabuhannya dikepung oleh pasukan Rusia pada 1 Maret, tak lama setelah dimulainya invasi pada 24 Februari.
Kota dan pelabuhan sebagian besar dianggap telah hancur dalam beberapa minggu pengeboman dan penembakan Rusia.
“Kami mengimbau dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami,” kata Volya dalam video tersebut.
"Pasukan mungkin menghadapi hari-hari terakhir kita, jika tidak berjam-jam", kata Serhiy Volyna, komandan dari Brigade Marinir Terpisah ke-36 Ukraina dalam sebuah posting di Facebook pada Rabu pagi.
Komentar itu muncul ketika Rusia mengeluarkan ultimatum baru kepada para tentara yang bertahan di dalam pabrik baja di kota yang terkepung tersebut.
"Musuh melebihi jumlah kita 10 banding satu,” ujar Volyna.
Ratusan warga sipil diyakini berlindung di ruang bawah tanah pabrik Azovstal yang terkepung, sebuah pabrik besar dengan terowongan bawah tanah.
Menurut informasi Rusia, sekitar 2.500 tentara Ukraina dan 400 tentara bayaran asing bersembunyi di pabrik baja, sementara laporan Ukraina mengatakan sekitar 1.000 warga sipil mencari perlindungan di sana.
Tidak mungkin untuk memverifikasi informasi yang diberikan oleh kedua belah pihak secara independen mengingat skala pertempuran dan kurangnya komunikasi di Mariupol, yang pelabuhannya dikepung oleh pasukan Rusia pada 1 Maret, tak lama setelah dimulainya invasi pada 24 Februari.
Kota dan pelabuhan sebagian besar dianggap telah hancur dalam beberapa minggu pengeboman dan penembakan Rusia.
“Kami mengimbau dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami,” kata Volya dalam video tersebut.