Jet Tempur Siluman J-20 China Berkeliaran di Laut China Selatan, Ada Apa?

Sabtu, 16 April 2022 - 15:16 WIB
loading...
A A A
Mereka telah membangun dan memiliterisasi fasilitasnya di sana, mengubah pulau-pulau menjadi pangkalan militer dan lapangan terbang, dan diduga menciptakan milisi maritim yang jumlahnya bisa mencapai ratusan kapal.

Sementara itu di Laut China Timur, Beijing mengeklaim kedaulatan atas Kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang, juga dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan pulau-pulau Jepang jika terjadi agresi asing.

Para ahli mengatakan penyebaran J-20 menunjukkan dua hal: kepercayaan China yang meningkat pada kemampuan militernya, dan peringatannya kepada negara-negara lain yang berkepentingan dalam sengketa teritorial.

"Dengan sekitar 200 J-20 yang dilaporkan dalam pelayanan, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) sekarang memiliki armada jet tempur siluman canggih seperti Amerika, yang tetap menjadi patokan," kata Peter Layton, seorang visiting fellow di Griffith Asia Institute di Australia, seperti dikutip CNN, Sabtu (16/4/2022).

Dia menambahkan bahwa pesan China kepada dunia adalah: "Setiap pesawat militer asing yang menyusup ke wilayah udara yang diklaim China di Laut China Timur dan Selatan sekarang dapat dicegat oleh J-20."

Sementara langkah seperti itu akan sarat politik, lanjut Layton, radius aksi J-20 yang luas berarti bisa berpatroli lebih jauh ke laut, atau tinggal lebih lama di daerah seperti Laut China Timur.

Formasi kecil, seperti segelintir jet, juga dapat melakukan patroli dalam sesekali ke Laut China Selatan, mendarat untuk mengisi bahan bakar di salah satu pangkalan udara pulau China, lalu kembali ke daratan.

PLAAF bahkan dapat meluncurkan misi untuk menerbangkan setiap kelompok tempur kapal induk AS yang memasuki Laut China Selatan.

Menurut Layton, transisi dari mesin Rusia ke China juga menunjukkan kemandirian Beijing yang berkembang dalam manufaktur militer. "Bukan hanya China tidak membutuhkan bantuan Rusia lagi, tetapi pesawat buatan China sekarang lebih unggul dari Rusia.”

"Fakta bahwa J-20 sekarang memiliki mesin kembar yang lebih andal daripada yang dimiliki Rusia membuat patroli ini menjadi pilihan yang jauh lebih masuk akal, yang mungkin menjadi alasan mengapa mereka tidak dikirim untuk berpatroli sebelumnya," kata Layton.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)