Rusia Jadi Negara Kedua yang Ditangguhkan dari Dewan HAM PBB

Jum'at, 08 April 2022 - 09:48 WIB
loading...
Rusia Jadi Negara Kedua...
Majelis Umum PBB menangguhkan Rusia dari Dewan HAM melalui pemungutan suara. Foto/Livemint
A A A
NEW YORK - Majelis Umum PBB memilih untuk meloloskan resolusi menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, sebagai respons atas dugaan pembunuhan warga sipil oleh pasukan Moskow di Ukraina .

Pemungutan suara disahkan dengan 93 negara memberikan suara mendukung, 24 suara menentang dan 58 abstain dari pemungutan suara. Belarusia, China, Iran, Rusia dan Suriah termasuk di antara negara-negara yang menentang resolusi tersebut.

Pemungutan suara dilakukan di tengah kemarahan global atas dugaan pembunuhan warga sipil di Bucha, Ukraina, setelah pasukan Rusia mundur dari ibukota Ukraina, Kiev.



Majelis Umum PBB membutuhkan mayoritas dua pertiga untuk menangguhkan Rusia, sekarang negara kedua yang pernah ditangguhkan setelah majelis yang sama memilih untuk menghapus Libya dari DewanHAM PBB pada tahun 2011 dalam menanggapi tindakan keras Moammar Gadhafi terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Dalam pidato sebelum pemungutan suara, seorang perwakilan Ukraina mendesak majelis untuk mengeluarkan Rusia dari dewan.

"Penangguhan Rusia dari dewan hak asasi manusia bukanlah pilihan, tetapi kewajiban," kata Sergiy Kyslytsya, perwakilan tetap Ukraina untuk PBB seperti dikutip dari ABC News, Jumat (8/4/2022).

Berbicara setelah pemungutan suara, wakil anggota tetap Rusia Gennady Kuzmin menyebut keputusan Majelis Umum PBB sebagai langkah tidak sah dan bermotivasi politik dengan tujuan secara demonstratif menghukum negara anggota PBB yang berdaulat. Ia bahkan sampai menyebutnya sebagai pemerasan terbuka terhadap negara-negara berdaulat.

Baca juga: PBB Bakal Gelar Voting Tentukan Nasib Rusia di Dewan HAM

Dia juga mengklaim dewan tersebut dimonopoli oleh satu kelompok negara yang menggunakannya untuk tujuan jangka pendek mereka, dan tindakan seperti itu melanggar mandat yang dipercayakan oleh komunitas internasional pada Dewan Hak Asasi Manusia serta secara keseluruhan merusak kepercayaan pada badan tersebut.

Setelah pemungutan suara selesai, Kuzmin mengatakan Rusia membuat keputusan untuk mengakhiri keanggotaannya di Dewan Hak Asasi Manusia.

James Roscoe, seorang diplomat Inggris, kemudian meminta Rusia untuk mengklarifikasi.

"Itu terdengar seperti seseorang yang baru saja dipecat, kemudian mengajukan pengunduran diri mereka," ujarnya.

"Saya pikir kami membuat pernyataan yang sangat jelas," jawab Kuzmin.

Baca juga: Majelis Umum PBB Tangguhkan Rusia dari Badan HAM, Moskow Pilih Mundur

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bereaksi terhadap pemungutan suara saat ia naik ke panggung untuk konferensi pers NATO di Brussels.

"Sebuah negara yang melanggengkan pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia seharusnya tidak duduk di badan yang tugasnya melindungi hak-hak itu. Hari ini kesalahan telah diperbaiki," kata Blinken dalam pernyataan pembukaannya.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan kepada CNN pada hari Rabu bahwa mereka benar-benar memiliki suara untuk menangguhkan Rusia.

“Kami telah bekerja sangat, sangat keras sejak perang ini dimulai untuk membangun koalisi negara-negara yang siap mengutuk Rusia. Kami mendapat 141 suara, pertama kali kami pergi ke Majelis Umum. Kedua kalinya kami mendapat 140. Dan saya tidak ragu bahwa kita dapat mengalahkan Rusia di sini di Dewan Hak Asasi Manusia," kata Thomas-Greenfield.

"Mereka tidak pantas berada di Dewan Hak Asasi Manusia," dia menambahkan.

Baca juga: Terancam Ditangguhkan dari Dewan HAM, Rusia Peringatkan Anggota PBB
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
AS Akan Bikin Bom Nuklir...
AS Akan Bikin Bom Nuklir Baru Bernama B61-13, Kekuatannya 24 Kali Lipat Bom Hiroshima
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
Rusia Tembak Jatuh Lebih...
Rusia Tembak Jatuh Lebih dari 500 Drone Ukraina dalam Sehari
Parade Hari Kemenangan...
Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
Rusia dan China Kebut...
Rusia dan China Kebut Mega Proyek Pipa Gas Baru Berjuluk Power of Siberia 2
India Kirim Drone Pembawa...
India Kirim Drone Pembawa Bom Buatan Israel ke Pakistan, WNI Diminta Tak Keluar Rumah
Terungkap! Intelijen...
Terungkap! Intelijen Pakistan Endus Rencana Serangan India
Rekomendasi
Kenapa Tidak Ada yang...
Kenapa Tidak Ada yang Berani Bongkar Makam Kaisar China Pertama? Ini Jawabannya
Menko AHY Paparkan Empat...
Menko AHY Paparkan Empat Prioritas Pembangunan Infrastruktur di 2025
Dukung Kebijakan Bahlil,...
Dukung Kebijakan Bahlil, Abdul Rahman Farisi Soroti Hilirisasi dan Kedaulatan SDA
Berita Terkini
Israel Jatuhkan 100.000...
Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza, Hapus 2.200 Keluarga
Yordania Raup Untung...
Yordania Raup Untung hingga Rp6,6 Miliar Per Bantuan Udara untuk Gaza
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Sosok Kolonel Sofiya...
Sosok Kolonel Sofiya Qureshi, Salah Satu Tentara Wanita India Dalang Operasi Sindoor di Pakistan
Apakah India Sekutu...
Apakah India Sekutu Israel? Simak Ulasan Lengkapnya
Adu Kuat Senjata Nuklir...
Adu Kuat Senjata Nuklir Pakistan vs India, Mana Lebih Unggul?
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved