Turki Jadi Tempat Perundingan Damai Baru Rusia dan Ukraina

Senin, 28 Maret 2022 - 19:03 WIB
loading...
A A A
Berbicara di Forum Doha pada Minggu, juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, memperingatkan agar tidak mengisolasi Moskow.

Kalin mengakui bahwa Rusia “harus didengar dengan satu atau lain cara.” Dia menambahkan, “Jika semua orang membakar jembatan dengan Rusia, lalu siapa yang akan berbicara dengan mereka, pada akhirnya?”

Erdogan dilaporkan mendesak Putin dalam panggilan telepon pada Minggu untuk melakukan gencatan senjata dan memperbaiki kondisi kemanusiaan di Ukraina.

Posisi Turki mirip dengan Afrika Selatan, di mana Presiden Cyril Ramaphosa telah menolak tekanan internasional untuk mengambil sikap anti-Moskow yang lebih keras dan menyerukan negosiasi.

Ramaphosa juga menawarkan menengahi pembicaraan damai Rusia-Ukraina, dan mengatakan pekan lalu bahwa NATO setidaknya sebagian harus disalahkan karena menyebabkan konflik.

“Perang dapat dihindari jika NATO telah mengindahkan peringatan dari antara para pemimpin dan pejabatnya sendiri selama bertahun-tahun bahwa ekspansi ke arah timur akan menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar, tidak kurang, di kawasan itu,” ujar presiden Afrika Selatan itu.

Rusia menyerang negara tetangga Ukraina bulan lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan pengakuan Moskow atas kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Kremlin sekarang menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1742 seconds (0.1#10.140)