AS Jual Peralatan Rp1,4 Triliun ke Taiwan untuk Upgrade Sistem Rudal Patriot
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat telah menyetujui penjualan peralatan dan layanan senilai USD100 juta (lebih dari Rp1,4 trilin) ke Taiwan . Peralatan dan layanan itu untuk memelihara dan meng-upgrade sistem pertahanan rudal Patriot yang dioperasikan Taipei.
Persetujuan penjualan peralatan militer itu diumumkan Pentagon pada hari Senin.
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DCSA) Departemen Pertahanan AS, dalam sebuah pernyataan, mengatakan telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan, yang diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.
"Upgrade pada Sistem Pertahanan Udara Patriot akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan itu," bunyi pernyataan DSCA, yang dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022).
"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," lanjut DCSA.
Menurut DCSA, kontraktor utamanya adalah Raytheon Technologies (RTX.N) dan Lockheed Martin (LMT.N).
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan sangat menyambut baik keputusan tersebut.
"Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kementerian itu mengatakan kesepakatan tersebut diharapkan berlaku dalam waktu satu bulan.
Pulau yang memerintah sendiri secara demokratis itu telah mengeluhkan misi berulang-ulang oleh Angkatan Udara China di zona pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tetapi Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.
Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak" yang sulit diserang China, dan penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah China.
Duta Besar China untuk Amerika Serikat pada bulan lalu mengatakan bahwa kedua negara adidaya itu bisa berakhir dalam konflik militer jika Washington mendorong kemerdekaan Taiwan.
Persetujuan penjualan peralatan militer itu diumumkan Pentagon pada hari Senin.
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DCSA) Departemen Pertahanan AS, dalam sebuah pernyataan, mengatakan telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan, yang diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.
"Upgrade pada Sistem Pertahanan Udara Patriot akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan itu," bunyi pernyataan DSCA, yang dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022).
"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," lanjut DCSA.
Menurut DCSA, kontraktor utamanya adalah Raytheon Technologies (RTX.N) dan Lockheed Martin (LMT.N).
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan sangat menyambut baik keputusan tersebut.
"Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kementerian itu mengatakan kesepakatan tersebut diharapkan berlaku dalam waktu satu bulan.
Pulau yang memerintah sendiri secara demokratis itu telah mengeluhkan misi berulang-ulang oleh Angkatan Udara China di zona pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tetapi Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.
Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak" yang sulit diserang China, dan penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah China.
Duta Besar China untuk Amerika Serikat pada bulan lalu mengatakan bahwa kedua negara adidaya itu bisa berakhir dalam konflik militer jika Washington mendorong kemerdekaan Taiwan.
(min)