Sanksi Anti-Rusia oleh Barat Diibaratkan seperti Bom Atom

Senin, 17 Januari 2022 - 07:26 WIB
loading...
Sanksi Anti-Rusia oleh Barat Diibaratkan seperti Bom Atom
Tsar Bomba, bom nuklir terbesar sejagat yang diledakkan Uni Soviet. Politisi Jerman mengibaratkan sanksi anti-Rusia seperti bom atom yang tak hanya merusak ekonomi Moskow tapi juga ekonomi Barat. Foto/National Interest
A A A
BERLIN - Seorang politisi konservatif Jerman membandingkan sanksi anti- Rusia yang akan dijatuhkan oleh Barat dengan bom atom.
Moskow akan dijatuhi sanksi penangguhan sistem pembayaran perbankan internasional SWIFT.

Friedrich Merz, kandidat pemimpin Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) mengatakan sanksi itu seperti bumerang. Tak hanya akan merusak ekonomi Rusia, tapi juga ekonomi Barat.



Dia menekankan bahwa penangguhan sistem untuk Moskow pada dasarnya akan menghentikan lalu lintas pembayaran internasional.

Menurutnya, itu tidak hanya merusak perdagangan barang dan jasa Eropa-Rusia, tetapi juga perdagangan global.

“Calling SWIFT bisa menjadi bom atom bagi pasar modal dan juga barang dan jasa. Kita harus membiarkan SWIFT tidak tersentuh,” kata Merz, seperti dikutip dariDPA International News Service,Senin (17/1/2022).

“Saya akan melihat kemunduran ekonomi besar-besaran untuk ekonomi kita sendiri jika hal seperti itu terjadi. Itu akan menghantam Rusia, tetapi kami akan sangat merusak diri kami sendiri," ujarnya.

Pernyataan itu muncul di tengah ancaman berulang dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk memperkenalkan serangkaian tindakan hukuman terhadap Rusia jika pasukan negara itu menyerang Ukraina.

Hukuman baru ditujukan untuk menargetkan bank-bank Rusia dan dana kekayaan negara Rusia. Mereka juga akan mempersulit konversi rubel ke mata uang asing, serta memanfaatkan peluang bagi investor untuk membeli utang Rusia di pasar sekunder, dan berpotensi memutuskan hubungan negara itu dari jaringan perbankan SWIFT.

Peringatan Merz datang menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock ke Ukraina dan Rusia, yang dijadwalkan Senin dan Selasa.

Washington telah berulang kali mengangkat masalah niat Rusia sehubungan dengan Ukraina selama beberapa bulan terakhir, sementara Moskow telah membantah semua tuduhan perencanaan militer dan telah berjanji untuk menanggapi dengan cara yang sama jika terjadi sanksi.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1844 seconds (0.1#10.140)