Pemimpin Chechnya Dorong Rusia Segera Serang dan Caplok Ukraina
loading...
A
A
A
Dalam beberapa pekan terakhir, media Barat menuduh bahwa Kremlin sedang membangun kehadiran pasukannya di perbatasan dan merencanakan invasi ke Ukraina.
Moskow telah membantah semua tuduhan tersebut, dan Kremlin berulang kali mengatakan pasukannya tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Kadyrov, bagaimanapun, memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dan ingin Rusia menyelesaikan masalah dengan Ukraina secara militer.
Menurut pemimpin Chechnya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin harus menolak negara-negara asing yang mendikte berbagai syarat ke Moskow karena "keamanan negara dan rakyat" lebih penting.
“Infanteri di kawasan benar-benar siap untuk pergi dan melaksanakan perintah tanpa masalah apapun," tegas dia.
Pekan lalu, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Alexey Danilov mengklaim Rusia telah mengerahkan 122.000 prajurit dalam jarak 200 km dari perbatasan, dengan 143.500 pasukan lainnya dalam jarak 400 km.
Berbicara lagi pada Sabtu, Danilov juga mencatat tidak ada risiko signifikan dari invasi yang akan segera terjadi.
"Kami tidak berpikir ini adalah lonjakan besar," ujar Danilov.
Moskow telah membantah semua tuduhan tersebut, dan Kremlin berulang kali mengatakan pasukannya tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Kadyrov, bagaimanapun, memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dan ingin Rusia menyelesaikan masalah dengan Ukraina secara militer.
Menurut pemimpin Chechnya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin harus menolak negara-negara asing yang mendikte berbagai syarat ke Moskow karena "keamanan negara dan rakyat" lebih penting.
“Infanteri di kawasan benar-benar siap untuk pergi dan melaksanakan perintah tanpa masalah apapun," tegas dia.
Pekan lalu, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Alexey Danilov mengklaim Rusia telah mengerahkan 122.000 prajurit dalam jarak 200 km dari perbatasan, dengan 143.500 pasukan lainnya dalam jarak 400 km.
Berbicara lagi pada Sabtu, Danilov juga mencatat tidak ada risiko signifikan dari invasi yang akan segera terjadi.
"Kami tidak berpikir ini adalah lonjakan besar," ujar Danilov.
(sya)