Diduga Gunakan Bahan Kedaluwarsa, Starbuck Tutup Dua Gerai di China

Selasa, 14 Desember 2021 - 05:00 WIB
loading...
Diduga Gunakan Bahan...
Salah satu kedai Starbucks di China. FOTO/Reuters
A A A
BEIJING - Jaringan bisnis kopi terbesar di dunia, Starbucks menyatakan pada Senin (13/12/2021), bahwa mereka telah menutup dua gerai di China dan sedang melakukan penyelidikan. Langkah ini diambil Starbucks setelah sebuah surat kabar China melaporkan bahwa Starbucks menggunakan bahan kedaluwarsa untuk membuat minuman dan melanggar aturan keamanan makanan.

Surat kabar Beijing News, dalam apa yang digambarkan sebagai penyelidikan rahasia, melaporkan insiden itu terjadi di dua toko di kota Wuxi, China timur. "Kami menanggapi apa yang dilaporkan media lokal dengan sangat serius, dan segera menutup dua toko yang bersangkutan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh," kata juru bicara Starbucks, seperti dikutip dari Reuters.



"Sejak memasuki pasar Cina daratan 22 tahun yang lalu, kami telah berkomitmen untuk menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan mengadopsi kebijakan 'tanpa toleransi' terhadap masalah keamanan pangan. Kami menyambut baik pengawasan berkelanjutan dari anggota media dan publik," lanjut pernyataan tersebut.

Perusahaan tidak mengomentari secara spesifik laporan tersebut. Surat kabar itu kemudian mengatakan bahwa otoritas lokal Wuxi sedang menyelidiki toko-toko tersebut. Insiden itu menjadi trending topik di situs media sosial Weibo, yang mirip Twitter di China, setelah laporan itu dipublikasikan.

Laporan Beijing News mengatakan, salah satu toko Starbucks menggunakan cairan matcha kadaluarsa untuk membuat latte, sementara yang lain menjual kue kering yang seharusnya dibuang.



Pada Senin sore, topik tanggapan Starbucks terhadap laporan Beijing News telah menerima lebih dari 50 juta tampilan di Weibo. Para komentator mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatiran atas masalah yang lebih luas.

"Jika Starbucks seperti ini, toko-toko lain benar-benar mengkhawatirkan saya," kata salah satu pengguna Weibo bernama Revario. "Mereka menderita pengawasan karena itu adalah merek asing," lanjutnya.

Konsumen dan media China menjadi lebih agresif dalam melindungi hak-hak pelanggan dan memantau perilaku merek-merek besar, terutama dari luar negeri. Beberapa target, seperti merek pakaian musim dingin Kanada Canada Goose yang mengajukan keluhan atas kebijakan pengembalian uangnya, telah menjadi sasaran teguran pemerintah.

China adalah pasar terbesar untuk Starbucks di luar Amerika Serikat dengan 5.360 toko pada 3 Oktober, laporan pendapatan terbaru perusahaan menunjukkan.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2093 seconds (0.1#10.140)