Abraham Lincoln, Presiden AS yang Hapuskan Perbudakan

Sabtu, 04 Desember 2021 - 00:00 WIB
loading...
Abraham Lincoln, Presiden AS yang Hapuskan Perbudakan
Abraham Lincoln berjasa menghapus perbudakan di AS. Foto/wikipedia
A A A
WASHINGTON - Abraham Lincoln adalah tokoh yang memiliki jasa besar dalam penghapusan perbudakan di Amerika Serikat (AS). Merunut sejarah, kedatangan orang kulit putih di Amerika, menyusul ditemukannya benua Amerika pada 14 Agustus 1498 oleh Christopher Colombus, menimbulkan friksi dengan masyarakat pribumi.

Inilah yang kelak menjadi pijakan terbentuknya sistem perbudakan di Amerika. Jauh sebelum Colombus mendarat di benua Amerika, wilayah tersebut sudah ditempati suku Indian.

Gelombang kedatangan orang kulit putih yang terjadi berikutnya, mengganggu suku Indian. Perebutan tanah kekuasaan pun terjadi.



Hal ini berujung pada meletusnya peperangan kecil antara suku Indian dan para pendatang baru di berbagai tempat. Menurut informasi yang dipublikasikan dalam artikel bertajuk “Strategi Masyarakat Afro-Amerika Menaklukan Kuasa Masyarakat Kulit Putih di Southern States”, masyarakat suku Indian dimanfaatkan para penjajah untuk bekerja menggerakkan roda perekonomian. Sederhananya, mereka dipekerjakan sebagai budak.



Mulai dari situlah perbudakan di Amerika kian berkembang pesat. Bahkan, bukan hanya kalangan berkulit hitam yang diperbudak. Kaum kulit putih yang berasal dari kalangan ekonomi rendah juga turut dimanfaatkan sebagai budak. Perbudakan di Amerika pun menjadi hal yang wajar dan legal.

Lincoln Runtuhkan Perbudakan

Ratusan tahun berjalan, praktik perbudakan akhirnya dihapuskan Abraham Lincoln. Ia merupakan Presiden AS ke-16 yang lahir pada 1809 di Kentucky.

Mengutip buku yang diproduksi Pemerintah AS bertajuk Abraham Lincoln: A Legacy of Freedom, isu perbudakan kembali menyeruak dan memanas di tahun 1850-an. Kala itu Lincoln berdiri paling depan untuk melawan hal tersebut.

Lincoln selalu menyuarakan prinsip ‘free labor’. Artinya, seorang pekerja terutama pria bisa bekerja sesuai yang ia inginkan.

Pekerja bisa dengan bebas mengumpulkan pundi-pundi uang dengan caranya sendiri, sesuai kemampuan dan bakatnya. Di tahun 1854, Lincoln menulis pernyataan yang menekankan tidak ada perbedaan atau kelas antara para pekerja.

Masyarakat harus terlihat setara. Ia tidak setuju adanya perluasan perbudakan ke wilayah barat. Kritik keras pun ia lontarkan.

Sebelumnya, pada 1852, Lincoln sudah mulai mengembangkan ide anti perbudakannya. Menurut artikel karya John A Jaso berjudul “Abraham Lincoln: Hero to the Slaves?” ide anti perbudakan yang dikemukakan Lincoln bukan berarti sebuah ideologi.

Ia memang menentang praktik perbudakan dengan terang-terangan. Namun, tidak gegabah mengejar kebijakan anti perbudakan dalam sistem politik di Illinois, AS.

Lincoln resmi menjadi presiden pada 4 Maret 1861. Sekitar 2 tahun setelahnya, yakni pada 1 Januari 1863, Lincoln mendeklarasikan Proklamasi Emansipasi yang anti perbudakan.

Ia memerintahkan para tentara membantu membebaskan semua budak yang masih ada di negara pemberontak. Jika ditotal, ada 3 juta budak yang saat itu bisa bebas dan dijamin kebebasannya oleh konstitusi.

Presiden Abraham Lincoln tewas dibunuh pada 14 April 1865 oleh John Wilkes Booth, seorang aktor terkenal. Booth membunuh Lincoln di Ford’s Theatre, Washington DC.

Melansir situs berita History, Lincoln ditembak dengan pistol, tepat di bagian kepalanya. Penonton yang kala itu hadir justru menganggap bahwa hal tersebut adalah bagian dari pertunjukan.

Namun teriakan istri Lincoln, Mary Todd Lincoln, memperjelas bahwa itu adalah kejadian nyata. Sementara itu, Booth berhasil melarikan diri dengan menunggangi kudanya meskipun mengalami patah kaki saat berupaya melarikan diri.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)