Rudal Houthi Hantam Kota Mocha saat Utusan PBB Melakukan Kunjungan

Kamis, 11 November 2021 - 23:43 WIB
loading...
Rudal Houthi Hantam Kota Mocha saat Utusan PBB Melakukan Kunjungan
Rudal pemberontak Houthi Yaman. FOTO/Anadolu Agency
A A A
SANAA - Tiga rudal yang ditembakkan oleh kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran pada hari Rabu menghantam kota pelabuhan Mocha, di Laut Merah, Yaman . Serangan itu terjadi selama kunjungan utusan khusus PBB ke negara itu.

Seperti dilaporkan Aran News, Kamis (11/11/2021), warga setempat mengklaim tiga ledakan besar telah mengguncang daerah di pinggir kota. Serangan ini juga dilaporkan menyebabkan kerusakan pada properti pribadi.



“Rudal-rudal itu menghantam daerah-daerah yang dekat dengan pertanian dan daerah pemukiman di pinggiran kota. Saya pikir, rudal itu ditujukan ke fasilitas keamanan di Mocha,” kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg dilaporkan dalam pertemuan Mocha dengan pejabat lokal, pemimpin politik, dan perwakilan masyarakat sipil ketika serangan udara terjadi pada Rabu pagi waktu setempat.

Diskusinya berpusat di sekitar krisis kemanusiaan di wilayah Laut Merah, meningkatnya perpindahan, dan dampak serangan Houthi terhadap perdamaian dan fasilitas umum. Dubes PBB juga mengadakan pembicaraan dengan Brigadir Jenderal Tareq Mohammed Saleh, keponakan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, dan komandan Perlawanan Nasional di pantai barat negara itu, dalam upaya untuk mengakhiri perang.



Pada bulan September, Houthi meluncurkan sejumlah rudal dan drone yang dilengkapi bahan peledak ke arah pelabuhan Mocha, ketika para pejabat bersiap untuk membuka kembali dermaga strategis. Pemogokan merusak bagian dari infrastruktur yang baru diperbaiki, mengganggu lalu lintas dan upacara pembukaan kembali.

Pada hari Selasa, selama kunjungan yang jarang dilakukan oleh seorang pejabat PBB ke kota Taiz yang terkepung, Grundberg bertemu dengan gubernur Taiz dan para pemimpin partai politik setempat.

“Kami melihat orang-orang yang kebebasan bergeraknya sangat dibatasi. Kami melihat orang-orang yang terpengaruh oleh situasi ekonomi yang menurun, seringnya gangguan dalam penyediaan layanan dasar seperti air dan listrik, dan keadaan umum yang tidak aman,” kata Grundberg.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)